KOMPAS.com - Wanita yang hidup dengan penyakit radang usus atau inflammatory bowel disease (IBD) mungkin berisiko lebih tinggi untuk mengalami kondisi tertentu lainnya.
Ini termasuk beberapa jenis kanker seperti kanker usus besar, kanker kulit, dan kanker rahim (serviks)
Meskipun sampai saat ini belum jelas bagaimana risiko kanker rahim dapat meningkat pada wanita dengan IBD, namun mereka perlu lebih sering melakukan pemeriksaan daripada wanita sehat.
Dan untuk lebih memahaminya, berikut pembahasan mengenai penyebab potensial, faktor risiko, dan tindakan pencegahan untuk kanker rahim pada wanita yang hidup dengan IBD, sebagaimana dilansir dari laman Very Well Health.
Baca juga: 4 Tips Menjaga Kesehatan Usus, Rekomendasi Para Ahli
Satu hal yang penting untuk dipahami tentang kanker rahim adalah hubungannya dengan human papillomavirus (HPV).
Infeksi HPV umum terjadi pada orang dewasa.
HPV ditularkan dari orang ke orang melalui kontak seksual. Ini adalah virus menular seksual yang paling umum. Sebagian besar orang dewasa yang aktif secara seksual rentan tertular HPV selama masa hidup mereka.
Dalam kebanyakan kasus, infeksi HPV akan hilang dengan sendirinya dan tidak akan menyebabkan masalah kesehatan lainnya.
Namun, ada banyak jenis HPV yang berbeda. Beberapa jenis dikaitkan dengan lebih banyak risiko masalah kesehatan daripada yang lain.
Strain yang mengkhawatirkan adalah strain yang telah terbukti menyebabkan perkembangan kutil kelamin atau berbagai bentuk kanker seperti rahim, vagina, penis, anal, dan tenggorokan.
Bila hasil tes Pap smear menunjukkan hasil "abnormal", ini mungkin berarti bahwa ada jenis sel yang tidak terduga yang terdapat pada rahim.
Dalam beberapa kasus, tes HPV dilakukan bersamaan dengan tes Pap smear. Ini disebut co-testing.
Jika tes bersama atau tes HPV tidak diberikan, tes ini mungkin digunakan setelah tes Pap smear yang abnormal untuk melihat apakah ada strain virus yang ada.
Baca juga: 5 Gaya Hidup demi Terbebas dari Kista Rahim
IBD dan imunosupresi
Mengidap IBD, bahkan setelah menjalani operasi, tidak berarti bahwa seseorang dianggap mengalami imunosupresi atau berkurangnya sistem kekebalan tubuh.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.