Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 10/12/2022, 21:00 WIB
Anya Dellanita,
Sekar Langit Nariswari

Tim Redaksi

  • Trauma akut, seperti rahang yang patah atau terkilir.
  • Arthritis pada sendi temporomandibular.
  • Pemindahan sendi.
  • Maloklusi, terkadang disebut "gigitan buruk".

Selain merusak gigi. kelainan ini dapat menyebabkan nyeri rahang dan sakit kepala, jadi penting untuk berbicara dengan dokter gigi guna mengatasinya.

Abses adalah benjolan berisi nanah yang biasanya disebabkan oleh infeksi, dan dapat terjadi di mana saja di tubuh, termasuk gigi.

Jadi, gigi yang abses berarti ada kantong nanah yang terbentuk di sekitar gigi kita.

Abses gigi sendiri terdiri dari tiga jenis berbeda yang perlu dikonsultasikan ke dokter gigi, yaitu:

  • Gingiva, abses di gusi.
  • Periapikal, di ujung akar gigi.
  • Periodontal, pada tulang atau jaringan yang mengelilingi gigi.

Baca juga: 10 Cara Mengobati Sakit Gigi di Malam Hari

Fraktur akar

Sumber sakit gigi lainnya bisa berupa patah tulang akar, alias retakan pada akar gigi.

Jenis cedera gigi ini sulit didiagnosis karena terjadi jauh di bawah permukaan gigi dan gusi. Bahkan,terkadang rontgen pun tidak bisa membantu.

Namun endodontist bisa melakukan beberapa tes pada gigi untuk memastikan gejalanya.

Pemindaian 3D yang disebut CT scan cone beam juga dapat menunjukkan keropos tulang di sekitar gigi, yang seringkali mengindikasikan adanya fraktur akar.

Infeksi sinus atau alergi

Bukan hanya sakit kepala dan hidung tersumbat, infeksi sinus juga bisa jadi penyebab sakit gigi.

Menurut Dr. Clemons, saat saluran sinus terinfeksi, saluran itu bisa tersumbat atau terisi dengan cairan,menyebabkan pipi dan gigi tertekan serta membuat seluruh bagian wajah terasa nyeri.

Baca juga: Apa Itu Sinus, Macam-macamnya, dan Penyakit pada Sinus

Infeksi sinus sendiri bisa disebabkan oleh berbagai hal, termasuk alergi.

Bahkan jika alergi itu tidak menyebabkan infeksi sinus, alergi tetap dapat memberikan tekanan yang sama pada rongga sinus dan seluruh wajah.

Gigi bungsu

Sama seperti bayi yang menangis saat tumbuh gigi, mereka yang telah berusia remaja atau dewasa juga bisa merasakan hal yang sama saat gigi bungsu mulai tumbuh.

“Gigi bungsu biasanya muncul antara usia 17 hingga 21 tahun, tetapi tidak selalu terlihat,” ujar Dr. Clemons.

Selain itu, gigi bungsu juga sering tumbuh di area gusi atau tulang rahang, yang dapat membuatnya lebih sakit, lebih sulit dibersihkan, dan lebih rentan terhadap infeksi.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com