Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - Diperbarui 15/12/2022, 05:14 WIB
Gading Perkasa,
Wisnubrata

Tim Redaksi

Bedanya, alpukat kaya akan asam oleat --jenis asam lemak yang ditemukan dalam minyak alpukat dan minyak zaitun.

Asam oleat memiliki beberapa manfaat kesehatan, salah satunya berkaitan dengan kesehatan kulit.

Tubuh dapat memanfaatkan asam lemak oleat untuk menutrisi dan mengunci kelembapan kulit.

4. Meredakan peradangan

"Alpukat mengandung senyawa anti-inflamasi seperti karotenoid, vitamin C dan E, dan senyawa fenolik," tutur Wilson.

"Semua zat ini sudah terbukti mencegah kerusakan oksidatif dan penyakit kronis sekaligus meningkatkan fungsi kognitif."

Asam lemak oleat dalam alpukat juga berfungsi meredakan peradangan, catat Munnelly.

Studi menemukan, diet tinggi asam oleat berdampak positif terhadap penyakit terkait peradangan dan mengaktifkan jalur sel penambah kekebalan tertentu.

Baca juga: Nyeri Otot? Makanlah Buah Alpukat

Alpukat juga merupakan sumber asam lemak omega 3 alfa-linoleat.

Berdasarkan temuan studi praklinis, alfa-linoleat mengurangi inflamasi pada jenis penyakit gastrointestinal seperti kolitis (radang di usus besar) dan memberikan efek neuroprotektif.

Neuroprotektif merupakan mekanisme untuk melindungi atau mengurangi kerusakan saraf pada sistem saraf pusat yang disebabkan oleh serangan stroke iskemik, trauma, atau penyakit neurodegeneratif.

Baca juga: Makan Alpukat Tiap Hari, Turunkan Kadar Kolesterol Jahat

5. Mengelola berat badan

Menurut Wilson, alpukat tidak berperan langsung dalam membakar lemak, namun mengandung nutrisi yang mendukung penurunan berat badan atau pengendalian berat badan.

"Kandungan lemak dan serat tinggi pada alpukat dapat membuat individu merasa lebih kenyang, yang membantu mengatur nafsu makan."

"Individu yang makan makanan kaya serat seperti buah dan sayuran cenderung memertahankan berat badan yang lebih sehat dibandingkan mereka yang tidak," terang Wilson.

Pada satu studi yang dimuat dalam Journal of American Heart Association, para peneliti membagi peserta menjadi dua kelompok untuk melihat efek alpukat terhadap lemak perut.

Satu kelompok makan alpukat setiap hari selama enam bulan, sementara kelompok kedua adalah kelompok kontrol yang tidak mengubah pola makan mereka.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com