Jika di rentang usia tersebut berencana memiliki momongan, maka konsultasikan selama kehamilan ke dokter kandungan dapat membantu mengelola kondisi tersebut.
Sebuah studi yang diterbitkan pada tahun 2019 menemukan bahwa risiko keguguran pada wanita hamil di atas usia 30 tahun dapat meningkat.
Bahkan presentase risikonya bisa mencapai 50 persen lebih pada wanita di atas usia 45 tahun.
Hal itu bisa disebabkan oleh sejumlah kondisi medis yang dialami ibu seiring bertambahnya usia, termasuk tekanan darah tinggi atau diabetes.
Diabetes tipe ini hanya terjadi selama kehamilan dan menurut penelitian lebih banyak dialami oleh ibu hamil yang lebih tua.
Orang dengan diabetes gestasional harus bisa mengelola kadar gula darahnya secara ketat melalui diet dan aktivitas fisik.
Jika tidak diobati, maka kondisi diabetes tersebut bisa menyebabkan bayi tumbuh lebih besar di atas rata-rata.
Memiliki bayi yang lebih besar tentu dapat meningkatkan risiko cedera selama persalinan.
Bayi yang baru lahir dari ibu usianya lebih tua memiliki risiko kelainan kromosom, seperti down syndrome atau kelainan lainnya.
Baca juga: Hari Down Syndrome Sedunia, Kenali Tipe dan Diagnosisnya
Tekanan darah tinggi dan berbagai kondisi medis lainnya juga dapat meningkatkan risiko kelahiran bayi prematur.
Kondisi ini sebetulnya dapat dicegah dengan perawatan kehamilan yang tepat di bawah pengawasan dokter kandungan.
Baca juga: Perkembangan Janin pada Ibu Hamil Bisa Terganggu akibat Panas Ekstrem
Meski ada beberapa risiko kesehatan yang menghantui, namun bukan berarti kehamilan di atas usia 35 tahun menjadi satu hal yang perlu ditakuti.
Pasangan suami istri masih bisa memiliki momongan dengan cara yang sehat untuk meminimalisir atau mencegah risiko kehamilan di usia tua.
Berikut beberapa tips yang bisa dicoba agar ibu hamil dan janin bisa melalui proses kehamilan hingga persalinan dengan lancar.
Penyedia layanan kesehatan akan memeriksakan sejumlah faktor risiko kehamilan di usia tua.