KOMPAS.com - Tahun 2022 merupakan tahun penuh kisah bagi Omega.
Banyak jam tangan inovatif dikeluarkan watchmaker Swiss tersebut tahun lalu.
Masih lekat dalam ingatan kita, ketika Omega menggandeng Swatch, pembuat jam lain untuk mengenalkan 11 varian Speedmaster Professional MoonSwatch di penghujung Maret 2022.
Kolaborasi ini terbilang unik dan jarang terjadi di dunia horologi, mengingat Omega dikenal sebagai pembuat jam mekanis kelas atas, sedangkan jam dari Swatch diproduksi massal dengan harga yang lebih "merakyat".
Bergeser ke bulan November 2022, Omega membawa dua referensi Chrono Chime, yaitu Olympic 1932 Chrono Chime dan Speedmaster Chrono Chime.
Olympic 1932 Chrono Chime --sesuai namanya-- dirancang untuk menghormati Olimpiade di tahun 1932.
Dilansir Monochrome Watches, pada Olimpiade itu Omega menjadi pencatat waktu resmi turnamen, dan menghadirkan beberapa jam saku kronograf sepersekian detik yang presisi.
Berdasarkan fakta sejarah itulah, Omega menyematkan mesin baru pada Olympic 1932 Chrono Chime, calibre 1932 yang diklaim sebagai mesin jam Omega paling kompleks sampai saat ini.
Baca juga: Kisah Arloji Omega Michael Collins, Astronot Apollo 11 yang Terlupakan
Di sisi lain, Speedmaster Chrono Chime terinspirasi dari Speedmaster generasi kedua referensi CK2998.
Sebagai catatan, Speedmaster CK2998 merupakan arloji yang dipakai astronot NASA, Walter Schirra saat menjalani misi Mercury-Atlas 8 pada tahun 1962.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.