KOMPAS.com - Seiring bertambahnya usia, kulit wajah akan kehilangan elastisitas.
Alhasil, keriput, garis-garis halus, dan sederet perubahan lainnya akan muncul dan bisa memengaruhi kepercayaan diri.
Ada banyak cara alami untuk menjaga penampilan kulit wajah agar tetap awet muda.
Namun, beberapa orang mungkin lebih memilih untuk terlihat muda dengan cara instan, seperti melakukan face lift atau tarik wajah.
Apakah perawatan antipenuaan satu ini benar-benar dapat membuat kita awet muda? Bagaimana dengan risiko atau efek sampingnya?
Operasi tarik wajah bertujuan untuk menciptakan tampilan wajah yang lebih mulus. Metode ini menargetkan beberapa bagian:
Prosedur lain dapat dilakukan bersamaan dengan face lift, termasuk brow lift, eye lift, dermal filler, dan perawatan tekstur kulit.
Beberapa orang mungkin memilih untuk melakukan tarik leher atau neck lift (platysmaplasty) di satu waktu, atau bersamaan dengan face lift.
Tarik leher menghilangkan kelebihan kulit dan lemak dari leher untuk mengatasi kerutan dan kendur di area leher, sehingga menciptakan profil yang lebih halus.
Face lift tidak merawat seluruh bagian wajah, karena hanya menargetkan dua pertiga bagian bawah wajah (pipi dan garis rahang).
Satu hal lagi yang perlu digarisbawahi, face lift adalah operasi restoratif yang tidak mengubah penampilan bawaan, dan tidak menghentikan proses penuaan.
Secara umum, seseorang dapat melakukan face lift jika:
Biaya bedah ini bisa bervariasi. Berdasarkan data dari American Society of Plastic Surgeons, rata-rata biaya face lift adalah 8.005 dollar AS atau kira-kira Rp 122 juta.
Biaya itu belum termasuk:
Efek samping yang umum terjadi setelah operasi tarik wajah meliputi: