Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

3 Cara Menangani Depresi pada Orang dengan Gangguan Sistem Saraf

Kompas.com - 02/03/2023, 10:00 WIB
Ryan Sara Pratiwi,
Glori K. Wadrianto

Tim Redaksi

Jika tidak, hal ini dapat menyebabkan isolasi, depresi yang lebih parah, penurunan kognitif, dan bahkan bunuh diri.

Nah, seperti dilansir laman Brain and Life, berikut ini adalah sejumlah cara yang dapat dilakukan jika kita atau orang yang kita cintai mengalami depresi akibat gangguan pada sistem saraf.

Baca juga: 6 Tanda Kita Mengabaikan Gejala Depresi

1. Kenali tanda-tandanya

Menurut seorang profesor neurologi di Duke University Medical Center di Raleigh, NC, Nada El Husseini, MD, FAAN, ada beberapa tanda awal depresi yang paling umum.

Itu termasuk gangguan tidur, penurunan energi, perubahan nafsu makan atau tingkat aktivitas, serta penurunan konsentrasi.

"Sangat mudah untuk mengabaikan tanda-tanda ini atau menganggapnya sebagai gejala dari kondisi neurologis itu sendiri, bukan depresi," ungkapnya.

Selain itu, tanda peringatan lainnya adalah hilangnya minat atau kesenangan dalam melakukan hal-hal yang pernah kita nikmati.

2. Cari bantuan

El Husseini mengungkapkan apabila suasana hati kita tertekan atau kesedihan berlangsung lebih dari dua minggu dan kita masih belum bisa menikmati hal-hal yang biasa kita lakukan, bicaralah dengan dokter atau ahli saraf dan berkonsultasi juga dengan terapis.

3. Mencari pengobatan

Depresi dapat diatasi melalui pendekatan gaya hidup, pengobatan, dan terapi.

"Sebagai permulaan, saya biasanya fokus untuk memastikan pasien mendapatkan aktivitas fisik yang cukup dan tidur yang nyenyak," kata El Husseini.

"Saya juga memastikan mereka mengonsumsi makanan yang sehat dan menghindari penggunaan alkohol yang berlebihan. Jika mereka merokok, saya mendorong mereka untuk berhenti," saran dia.

Baca juga: Orang Ekstrovert Juga Bisa Depresi, tapi...

Di samping itu, terapi bicara juga dapat membantu orang fokus pada pemecahan masalah, mengelola "pikiran ruminatif" (fokus berlebihan pada masalah, kejadian hidup yang negatif, atau gejala depresi), dan mengatasi kesedihan.

Tidak hanya itu, obat antidepresan juga dapat membantu.

Dan, dokter biasanya akan merekomendasikan obat antidepresan yang paling tepat, yang tidak akan menimbulkan interaksi negatif dengan obat lain yang kita konsumsi.

"Kami biasanya akan memulai dengan dosis kecil untuk memantau efek sampingnya," ujar El Husseini.

"Dalam uji klinis, kami telah melihat tingkat respons 50-65 persen terhadap antidepresan pada orang dengan kondisi neurologis," imbuh dia.

Baca juga: Mengenal Depresi Setelah Berlibur dan Cara Mencegahnya

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com