KEBANYAKAN dari kita memiliki "tekanan" yang begitu besar untuk mencapai apa yang disebut dengan kesuksesan. Entah disadari atau tidak, kita mendorong diri sendiri atau bahkan mencoba memenuhi ekspektasi orang lain.
Apalagi diperkuat oleh budaya "memamerkan diri" atas nama personal branding pada linimasa media sosial tertentu agar kita diberi label bahagia, sukses, berpengaruh, atau mungkin terkenal di mata audiens.
Di tengah tekanan hidup yang semakin tinggi, sejatinya semua dari kita membutuhkan "sedikit" bantuan dari orang lain. Salah satunya dari seorang coach profesional jika kita memiliki anggaran untuk membayarnya.
Bila kita ingin melakukan coaching secara mandiri, kita semua memiliki kapasitas untuk melakukannya. Pasalnya, tidak ada waktu yang lebih baik daripada sekarang untuk mengembangkan penguasaan diri kita dan menunjukkan kebaikan pada diri kita sendiri.
Salah satu teman karib saya, Krishna (bukan nama sebenarnya), adalah coach yang hebat bagi orang lain, baik secara informal maupun formal.
Dia menyemangati anak-anaknya, memotivasi rekan-rekannya, melatih stafnya, dan mendukung teman-temannya. Namun, dia mengakui membutuhkan bantuan untuk menggunakan keterampilan itu pada dirinya sendiri.
Saat kita memberi, memberi, memberi kepada orang lain, terlalu mudah untuk melupakan kebutuhan kita sendiri dan teralihkan serta menjauh dari agenda kita sendiri. Self-coaching adalah bentuk dari perawatan diri.
Kita semua mampu melakukan coaching kepada diri kita sendiri, entah untuk melejitkan karier, memiliki kebiasaan yang sehat atau untuk mengembangkan bisnis secara eksponensial. Sayangnya, banyak orang yang belum memahami esensi dari coaching.
Singkat kata, self-coaching adalah proses membina pertumbuhan dan perkembangan kita, terutama melalui periode transisi, baik di ranah profesional maupun pribadi.
Self-Coaching mencakup seluruh diri kita dan semua bidang kehidupan kita. Jika semuanya baik-baik saja di satu area, itu bagus. Sementara jika kita tidak puas atau tidak bahagia di area lain, ini harus menjadi fokus kita — terutama karena hal itu dapat memengaruhi aspek lain dalam hidup kita.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.