Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 30/03/2023, 10:00 WIB
Anya Dellanita,
Glori K. Wadrianto

Tim Redaksi

Sumber SCMP

Kropp pun mengingatkan agar orang-orang tidak menggunakan suatu produk pemutih lebih lama dari yang diinstruksikan oleh produsen.

Kita juga selalu berhati-hati saat menggunakan pasta gigi dengan kandungan pemutih. Sebab, jika digunakan terlalu sering, permukaan gigi bisa terkikis.

Lebih lanjut, sebenarnya salon kecantikan di berbagai negara umumnya diizinkan untuk manawarkan layanan pemutihan gigi menggunakan hidrogen peroksida dalam konsentrasi rendah 

Sementara dokter gigi yang menyediakan layanan ini bisa menggunakannya dalam konsentrasi yang lebih tinggi.

Artinya, efektif atau tidaknya pemutihan gigi secara profesional akan bergantung pada tempat kita melakukannya.

Sebab, bisa saja kita hanya mendapatkan perawatan yang bisa kita lakukan sendiri di rumah namun dengan harga lebih mahal.

Baca juga: Manfaat Kunyit untuk Kesehatan Mulut dan Memutihkan Gigi

Untuk itu, Kropp mengatakan hal pertama yang harus kita lakukan untuk memutihkan gigi adalah dengan membersihkan gigi secara profesional setiap 1-2 kali dalam setahun.

Sebab dengan membersihkannya dari kotoran dan plak, gigi akan nampak lebih putih.

Bleaching atau pemutihan gigi juga bisa dilakukan, meski harganya bisa cukup mahal.

Pada proses bleaching, dokter gigi akan memeriksa tambalan dan mahkota gigi, serta melihat setiap gigi berlubang.

Hal ini dilakukan untuk memastikan masalah dan perbedaan warna yang mungkin terjadi selama proses bleaching.

Dokter gigi pun akan menggunakan produk pemutih dengan konsentrasi hidrogen peroksida antara 0,1-6 persen, dan bisa lebih tinggi jika terjadi beberapa masalah. Misalnya saja, mati gigi.

Baca juga: 5 Cara Memutihkan Gigi dengan Mudah di Rumah

Lalu, satu-satunya efek samping dari proses bleaching ini adalah gigi yang akan terasa lebih sensitif selama beberapa hari setelahnya karena perawatan tersebut menargetkan enamel gigi.

"Sepertiga pasien tidak merasakan sakit, sepertiga merasakan sakit ringan, dan sepertiga menderita sakit parah," ujar Benz.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com