Oleh: Alifia Putri Yudanti dan Ikko Anata
KOMPAS.com - Untuk mengontrol emosi berlebihan, kita memerlukan kemampuan untuk mengatur ketenangan batin. Kondisi ini diperlukan agar emosi tersebut tak meledak-ledak hingga membahayakan diri sendiri dan orang lain.
Dalam bulan Ramadan, ketenangan batin bisa kita dapat saat berpuasa. Pasalnya, saat berpuasa, kita harus menahan hawa nafsu dan emosi yang berlebihan. Di sinilah kemampuan pikiran dan juga batin diuji agar mampu mengontrol bagaimana cara kita bertindak.
Informasi seputar ketenangan batin ini pun dijelaskan oleh Ernestine Oktaviana M.Psi., Psikolog Dear Astrid, dalam siniar Anyaman Jiwa episode “Pentingnya Menjaga Ketenangan Batin” dengan tautan akses dik.si/AnyJiwBatin.
Ketenangan batin adalah kondisi batin yang tenang. Meskipun tak bisa melihat bagaimana rupa batin, namun kita bisa merasakannya. Itu sebabnya, jika batin atau hati sedang merasa gelisah, artinya kita belum mencapai tahap ‘tenang’.
Baca juga: Butterfly Hug Metode Ampuh untuk Atasi Cemas
Ernestine pun menjelaskan bagaimana kondisi ketenangan batin bisa dirasakan seseorang, “Jadi, kita ngerasa sudah terpenuhi semua kebutuhan-kebutuhan emosionalnya. Kita sudah merasa puas dan cukup sama kehidupan sehari-hari. Gak butuh mengejar hal-hal lainnya.”
Namun, bukan berarti kita tak boleh memiliki impian dan tujuan hidup. Maksud dari ‘tak butuh mengejar hal lainnya’ adalah kita tak boleh memikirkan masa lalu dan masa depan. Pasalnya, dua hal itulah yang biasanya menjadi sumber kekhawatiran.
Melansir American Psychological Association (APA), memiliki ketenangan batin memiliki manfaat, yaitu mampu mengendalikan diri, objektif, toleran, fleksibel, meningkatkan konsentrasi, mental, serta kecerdasan emosional. Selain itu, ia juga meningkatkan kemampuan untuk berhubungan dengan orang lain dan diri sendiri dengan kebaikan, penerimaan, dan kasih sayang.
Namun, yang paling berpengaruh signifikan adalah mampu meringankan gejala stres kronis yang kerap dialami orang dewasa. Kondisi ini bahkan dianggap mampu memicu masalah kesehatan lainnya, seperti depresi.
Ernestine pun menjelaskan kalau ketenangan batin akan sulit didapatkan jika kita tak bisa menikmati momen yang terjadi di masa kini. Pasalnya, orang yang memiliki ketenangan batin hanya akan berfokus untuk menghadapi hal yang terjadi saat ini dan tak melihat ke masa lalu atau masa depan.
Masa lalu yang masih menghantui bahkan berbentuk trauma bisa menghambat seseorang mendapatkan ketenangan batin. Begitu pula kekhawatiran akan masa depan yang sebenarnya masih berbentuk asumsi dan kemungkinan yang belum terjadi.
Wanita ini menjelaskan, “Masih banyak yang dipikirin dan gak fokus menyelesaikan apa yang di depannya, itu akan sulit mendapat ketenangan batin.”
Untuk mencapai ketenangan batin, kita perlu fokus terhadap diri sendiri agar mampu melihat berbagai hal secara positif. Artinya, kita mampu membedakan hal yang positif dan negatif, mana hal yang bisa mendorong atau yang menghambat, dan cara menghadapi tantangan agar mampu teratasi.
Baca juga: Waspada Mental Block Issue Mengganggu Produktivitas
Inilah mengapa, biasanya orang dengan ketenangan batin pasti memiliki rasa cinta terhadap diri sendiri yang tinggi. Hal ini karena kita telah mampu menerima segala apa yang ada di dalam diri.
Seseorang yang memiliki ketenangan batin punya karakteristik khusus, yaitu penerimaan diri. Ernestine menjelaskan maksudnya, “Jadi, dia menerima kondisinya apa adanya. Dan kalau ada kesalahan, dia menerima kesalahannya.”
Biasanya, kita menganggap kesalahan atau kekurangan sebagai momok yang menyakitkan. Hal ini pun berdampak pada bagaimana kita memandang masa lalu dan masa depan hingga akhirnya muncul rasa cemas.
Terlebih, saat memiliki kesalahan atau kekurangan, kita jadi cemas terhadap bagaimana pandangan orang. Alhasil, pikiran kita pun dipenuhi asumsi yang belum tentu benar.
Padahal, manusia adalah makhluk yang mampu melakukan kesalahan. Kesalahan pun wajar terjadi sebagai bentuk proses untuk mengubah diri menjadi lebih baik. Sementara itu, komentar orang lain yang membangun pun bisa jadi pecutan motivasi jika dimaknai dengan tepat.
Merasa cemas pun bukan sebuah kesalahan. Munculnya perasaan cemas ini justru bagus karena bisa berfungsi sebagai alarm diri. Pendek kata, ada yang harus diperbaiki. Namun, perasaan ini tak boleh hadir berlarut-larut.
Kita perlu berlatih dengan cara menyadari kalau batin sedang berada dalam kondisi tak baik-baik saja. Setelah itu, cari tahu faktor penyebabnya dan selesaikan dengan cara yang membuat kita nyaman.
“Jadi, bukan perkara harus punya postur tertentu atau pakai aromaterapi biar bisa chill. Latihannya, ya, be present dan mengenal diri sendiri hal apa yang membuat kita kepikiran,” pungkas Ernestine.
Baca juga: Mengenal 5 Tipe Kepribadian Perfeksionis
Lantas, adakah cara lainnya yang bisa kita tempuh untuk mencapai ketenangan batin? Dengarkan jawaban lengkapnya melalui siniar Anyaman Jiwa episode “Pentingnya Menjaga Ketenangan Batin” dengan tautan akses dik.si/AnyJiwBatin.
Akses sekarang juga playlist YouTube Medio by KG Media untuk mendapat informasi lebih banyak seputar kesehatan mental yang bisa menunjang kehidupan sosial, karier, hingga romansamu. Tunggu apalagi? Yuk, ikuti siniarnya sekarang juga.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.