Oleh: Rangga Septio Wardana dan Ristiana D. Putri
KOMPAS.com - Pola asuh orangtua memiliki pengaruh besar terhadap perkembangan anak. Hal ini termasuk pada cara berpikir dan perilaku yang menentukan sikap hingga usia dewasa.
Setiap keluarga tentu memiliki pola asuh yang berbeda-beda. Hal ini dipengaruhi oleh banyak faktor, mulai dari ekonomi, pendidikan, agama, hingga budaya.
Namun, hal mendasar yang perlu orangtua ajarkan kepada anak adalah sikap tanggung jawab. Informasi ini pun dibahas dalam siniar Obrolan Meja Makan bertajuk “Cara Mendorong Anak Bersikap Baik” dengan tautan akses dik.si/OMMBaik.
Orangtua perlu menanamkan sikap tanggung jawab kepada anak. Pasalnya, tanggung jawab adalah sikap yang harus dimiliki setiap orang.
Dalam buku Pendidikan Karakter untuk Mahasiswa PGSD (2014) karya Ani Nur Aeni, tanggung jawab merupakan salah satu nilai moral yang penting dalam kehidupan bermasyarakat. Maka dari itu, rasa tanggung jawab pada anak perlu ditanamkan sejak dini.
Kate Roberts, seorang psikolog asal Amerika Serikat berpendapat, bahwa anak-anak sering berbuat salah karena sebagian besar dari mereka belum mampu mengendalikan diri dan tidak berpikir sebelum bertindak.
Baca juga: Menjalankan Puasa saat Hamil, Apakah Aman?
Dengan demikian, anak–anak cenderung tidak menyadari kesalahannya. Selain itu, kepolosan anak-anak juga mendorong mereka untuk melimpahkan kesalahan pada orang lain untuk menghindari hukuman atau konsekuensinya.
Untuk itu, orangtua perlu menanamkan sikap tanggung jawab pada anak dengan mengubah pola pikir mereka. Berikut adalah cara yang dapat dilakukan untuk menanamkan sikap tanggung jawab pada anak.
Menanamkan sikap tanggung jawab pada anak perlu dilakukan dengan hal-hal yang sederhana. Misal, saat anak bermain puzzle namun mendadak ingin melakukan hal lain.
Orangtua dapat menanamkan sikap tanggung jawab dengan mendorongnya untuk membereskan sesuatu terlebih dahulu sebelum memulai hal baru. Cara ini dapat membantu anak menyadari tanggung jawab atas apa yang dilakukannya.
Orangtua perlu memberikan pemahaman kepada anak tentang adanya konsekuensi dari apa yang mereka lakukan, terlepas baik atau buruknya. Pasalnya, semua hal yang terjadi pasti melibatkan sebab-akibat.
Hal ini bisa dipelajari dengan sederhana. Misal, saat musim hujan dan anak malas membawa payung. Saat itu orang tua dapat berperan memberi pemahaman kepada anak bahwa kehujanan adalah akibat dari malas membawa payung.
Saat anak membuat kesalahan, orangtua dapat memberikan beberapa pilihan kepada anak. Cara ini dapat merangsang anak untuk membuat pilihan ketika berhadapan dengan masalah, memikirkan sebab-akibat, dan akhirnya dapat membuat keputusan yang paling tepat.
Menurut A Fine Parent, mengajari sikap tanggung jawab pada anak akan melibatkan ingatan. Misal, saat anak mengambil sekotak mainannya dan akan menumpahkannya ke lantai, mungkin orangtua akan berteriak ‘jangan”, namun kemungkinan besar anak akan melakukannya lagi.
Baca juga: Pentingnya Melatih Ketenangan Batin di Bulan Ramadan
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.