Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gejala Awal Serangan Jantung yang Jarang Disadari

Kompas.com - Diperbarui 04/05/2023, 12:32 WIB
Anya Dellanita,
Glori K. Wadrianto

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Serangan jantung masih menjadi penyebab utama kematian di Indonesia.

Bahkan menurut Data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2013 dan 2018, ada tren peningkatan penyakit jantung yakni 0,5 persen pada 2013 menjadi 1,5 persen pada 2018.

Angka tersebut mungkin masih bisa bertambah karena terlambatnya penanganan.

Pasalnya, gejala serangan jantung bisa bermacam-macam, bukan hanya nyeri dada atau rasa berat di belakang tulang dada, yang terkadang membuatnya sulit disadari.

Baca juga: Waspadai Serangan Jantung Diam-diam, Menyerang Tanpa Kita Sadari

Untuk itu, menurut ahli kardiologi dan direktur di pusat penyakit arteri Cleveland Clinic Mouin Abdallah, MD, gejala awal serangan jantung ini perlu dipahami guna menurunkan risiko kematian akibat serangan jantung.

Berikut beberapa gejala awal serangan jantung yang perlu dipahami tersebut.

  • Tekanan atau sesak di dada (bukan rasa sakit).
  • Nyeri di lengan, rahang, leher atau punggung.
  • Keringat dingin.
  • Sesak napas.
  • Mual.
  • Kelelahan yang tidak biasa.

Gejala awal yang sering tidak disadari ini pun bisa menyerang siapa saja, meski lebih sering terjadi pada perempuan.

Sayangnya, orang-orang dengan gejala awal serangan jantung di atas umumnya tidak mau dibawa ke rumah sakit.

Banyak yang meyakini, beberapa gejala memang bisa memiliki sebab yang tidak terlalu serius.

Belum lagi, merasakan ada sesuatu yang tidak beres saja terkadang sulit dijelaskan pada dokter.

Kendati demikian, itu tetap bisa menjadi tanda serangan jantung, sehingga lebih baik cepat ditangani.

Baca juga: Kenali, Pemicu Serangan Jantung di Usia Muda

Ingat, serangan jantung dapar terjadi saat aliran darah ke jantung tersumbat, yang akan merusak otot jantung, dan tanpa penanganan darurat, jaringan jantung bisa mulai mati.

“Waktu adalah otot. Semakin cepat dokter memulai penanganan, hasilnya akan semakin baik,” ujar Abdallah.

Abdallah menambahkan, dokter dapat memberi pengobatan dan melakukan penanganan lain untuk menghilangkan sumbatan dan mengembalikan aliran darah ke jantung, yang tentunya semakin efektif seiring perkembangan zaman.

“Mengobati serangan jantung merupakan salah satu penemuan terbaik di sejarah pengobatan,” kata dia.

Siapa yang berisiko mengalami serangan jantung?

Orang yang mengalami hal berikut bisa memiliki risiko lebih tinggi terkena serangan jantung.

Baca juga: Apa Beda Serangan Jantung dan Kematian Jantung Mendadak?

  • Obesitas
  • Diabetes.
  • Riwayat merokok.
  • Riwayat penyakit jantung atau pernah mengalami serangan jantung sebelumnya.
  • Tekanan darah tinggi atau kolesterol tinggi.
  • Riwayat keluarga dengan penyakit jantung.

Jika termasuk dalam salah satu kategori tersebut, berhati-hatilah jika mengalami gejala samar yang mungkin terkait dengan jantung di atas.

Abdallah pun mengingatkan, meskipun masih muda dan sehat, kita tap harus mengetahui tanda-tanda serangan jantung, dan bertindak cepat jika mengalaminya.

"Bila ragu, pergilah langsung ke UGD," tegas dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com