Penggunaan bahan tekstil dalam industri ini menyebabkan pencemaran air terbesar secara global. Selain itu, penggunaan kain berbahan petrokimia seperti polyester dan sintetis sangat merusak lingkungan.
Polyester adalah kain yang paling banyak digunakan dalam industri fesyen. Saat dicuci, bahan tekstil ini melepaskan microfiber yang menambah kandungan plastik dalam air. Microfiber sulit terurai secara alami, sehingga menjadi ancaman serius bagi kehidupan organisme di perairan.
Selain itu dalam sebuah artikel FKM UI, menyebutkan industri ini memiliki ketergantungan tinggi terhadap air. Dalam memproduksi sebuah kemeja katun, dibutuhkan sekitar 700 galon air. Sementara, untuk memproduksi celana jeans membutuhkan 2000 galon air.
Secara global, industri ini menghabiskan sekitar 79 miliar liter air setiap tahunnya. Selanjutnya, limbah air hasil produksi yang tidak diolah kembali dapat mencemari perairan dengan racun dan logam berbahaya yang dapat mengancam organisme laut.
Pergantian tren pakaian yang dinamis dan kualitas pakaian fast fashion yang kurang baik menimbulkan perilaku konsumtif dan mudah membuang pakaian bekas. Perilaku ini berkontribusi dalam penumpukan limbah tekstil, sekitar 92 juta ton limbah pakaian bekas dihasilkan setiap tahun.
Lantas, upaya apa saja yang dilakukan Chitra Subyakto dalam menyuarakan isu lingkungan?
Temukan jawabannya melalui perbincangan lengkap Tomi Wibisono dan Wisnu Nugroho dalam siniar Beginu episode “Chitra Subyakto, Fashion yang Bertanggung Jawab” dengan tautan akses dik.si/BeginuChitraP1 di Spotify.
Di sana, ada banyak kisah dari para tokoh inspiratif yang mampu memberikan perspektif baru untuk hidupmu.
Tunggu apalagi? Yuk, ikuti siniar Beginu dan akses playlist-nya di YouTube Medio by KG Media agar kalian tak tertinggal tiap episode terbarunya.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.