KOMPAS.com - Stres adalah salah satu bagian paling alami dari menjadi manusia dan respons stres bertujuan untuk membuat kita tetap hidup.
"Ratusan tahun yang lalu ketika kita menghadapi ancaman, kita lebih mampu bertahan hidup jika kita dapat mengaktifkan respons stres."
Demikian penuturan seorang psikolog dari NewYork-Presbyterian/Columbia University Irving Medical Center, Erin K. Engle, PhD.
"Peningkatan tekanan darah dan detak jantung, serta melambatnya proses pencernaan juga berarti lebih banyak energi yang dapat digunakan untuk melarikan diri dan bertahan hidup," jelas dia.
Saat ini, fungsi biologis tersebut masih tetap sama, namun sifat ancamannya sangat berbeda.
Menurut penelitian tahun 2022 yang diterbitkan dalam Yale Journal of Biology and Medicine, segudang tantangan yang mendorong orang melampaui batas kemampuannya telah mengubah stres menjadi krisis kesehatan masyarakat terbesar abad ini.
Tetapi, penelitian juga menunjukkan bahwa ketika kita belajar untuk merelaksasi pikiran, maka kita bisa mendapatkan kendali atas respons otomatis untuk menghadapi atau melarikan diri, sehingga kita bisa menjadikan stres sebagai sesuatu yang memberdayakan kita untuk menghadapinya.
Baca juga: Bebas Stres dan Umur Panjang, 3 Alasan Punya Hobi Itu Penting
Engle mengatakan, pada tingkat yang dapat dikelola, stres bisa menjadi hal yang baik.
Stres juga dapat menantang motivasi, efisiensi, dan kreativitas.
Kendati demikian, stres yang terus menerus dan tak kunjung reda dapat menjadi penyebab utama kematian dini, seperti penyakit jantung, hipertensi, stroke, diabetes tipe 2, dan sistem kekebalan tubuh yang tidak berfungsi dengan baik.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.