Stres kronis bahkan berdampak pada sistem kita secara emosional, kognitif, dan juga perilaku.
Kemudian, stres jangka panjang bisa berkontribusi pada perasaan negatif, seperti putus asa, kehilangan kendali, tidak tertarik, merasa bersalah, marah, sulit tidur, sulit mengambil keputusan, sulit berkonsentrasi, serta perubahan nafsu makan dan dorongan seksual.
"Inilah sebabnya mengapa seiring berjalannya waktu, stres dikaitkan dengan kelelahan dan berbagai gangguan kejiwaan, termasuk kecemasan dan depresi," terang seorang psikiater dan salah satu pendiri SOHOMD, Jacques Jospitre, Jr, MD.
Baca juga: 10 Masalah yang Timbul akibat Sering Stres
Menurut Engle, pada tahun 1960-an, seorang dokter di Harvard University bernama Herbert Benson menemukan bahwa respons relaksasi tubuh merupakan jalan untuk mengurangi stres.
Ini sebenarnya mengubah reaksi fisik dan emosional tubuh terhadap efeknya.
Dia pun menunjukkan empat teknik relaksasi yang spesifik, termasuk:
Fokuslah pada pernapasan yang terkendali dan rileks, memperlambat detak jantung, atau [fokus pada] sensasi fisik yang berbeda.
Fokuslah untuk secara perlahan-lahan mengencangkan dan kemudian mengendurkan setiap kelompok otot.
Bentuklah gambaran mental untuk melakukan perjalanan visual ke tempat atau situasi yang damai dan menenangkan.
Ciptakan kondisi mental konsentrasi yang rileks dengan berkonsentrasi pada visualisasi kehangatan dan rasa berat pada anggota tubuh, serta memiliki pernapasan yang halus dan berirama.
Baca juga: Terapi Seni, Cara Mindfulness untuk Mengurangi Kecemasan dan Stres
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.