Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 09/06/2023, 23:59 WIB
Dinno Baskoro,
Glori K. Wadrianto

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Generasi Z (Gen Z) kini sudah menjadi target di bidang properti. Mayoritas dari generasi ini sudah berada di tingkatan mahasiswa dan first jobber, dengan status lajang atau belum menikah.

Kelompok usia juga cenderung belum memiliki kekuatan finansial yang mumpuni, tetapi ingin berinvestasi hingga sudah berkesempatan untuk membeli properti.

Dalam hal ini, Jakpat mengadakan survei untuk mengetahui perspektif Gen Z dalam hal properti.

Laporan yang melibatkan 1.194 responden dari kalangan Gen Z ini menunjukkan apa saja jenis investasi properti yang mereka incar, dan persiapan keuangan dalam mengajukan Kredit Pemilikan Rumah (KPR), dan pandangan mengenai sewa properti.

Hasil survei menyatakan bahwa tiga dari dari lima responden berencana untuk membeli properti di masa mendatang.

Lahan kosong adalah pilihan terbanyak yang mana 69 persen Gen Z berpikir untuk berinvestasi pada properti tersebut.

Sementara itu, 30 persen dari mereka berencana membeli rumah tapak.

Baca juga: 7 Tren Gaya Hidup Gen Z di 2023 dari Karier hingga Sustainability 

Tujuan Gen Z membeli properti menurut survei

Sebanyak 75 persen Gen Z membeli properti sebagai investasi. Harga yang makin mahal setiap tahunnya juga menjadi alasan 43 persen Gen Z ingin membeli properti.

Pertimbangan lainnya adalah sebagai tempat tinggal (40 persen) dan kebutuhan bisnis (36 persen).

Laporan Jakpat juga menemukan bahwa lokasi dan akses properti adalah penentu utama bagi Gen Z dalam memilih properti yang ingin dibeli (79 persen).

Lokasi yang diminati adalah yang dekat dengan akses ke pusat kota dan fasilitas publik seperti transportasi umum atau pusat perbelanjaan.

“Saat ini, alasan utama mereka ingin membeli properti, khususnya tanah atau lahan kosong, adalah sebagai bentuk investasi untuk masa depan."

"Hal ini diperkuat dengan faktor pertimbangan utamanya adalah faktor lokasi dan akses properti, serta kondisi lingkungan sekitar."

"Harapannya, faktor-faktor tersebut nantinya dapat menaikkan nilai properti mereka sebagai produk investasi,” ujar Head of Research Jakpat, Aska Primardi dalam keterangan pers yang diterima Kompas.com.

Selain itu, investasi properti juga direncanakan akan menjadi passive income (pendapatan pasif) dengan cara menyewakannya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com