Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 15/06/2023, 17:00 WIB
Anya Dellanita,
Glori K. Wadrianto

Tim Redaksi

Sumber DMarge

KOMPAS.com - Vape alias rokok elektrik nampaknya masih digandrungi banyak orang. Bahkan, kini kepopulerannya mulai mengalahkan rokok biasa, terutama di kalangan anak muda.

Kepopulerannya itu memang tidak mengherankan. Pasalnya, kebiasaan vaping lebih mudah disembunyikan dibanding rokok konvensional.

Jika seseorang merokok dengan rokok konvensional, pasti akan ada bau khas yang menempel, berbeda dengan vape yang tidak berbau, tidak mengeluarkan bunyi, dan asapnya pun menghilang dengan cepat.

Baca juga: Wanita Inggris Menderita Popcorn Lung akibat Kecanduan Vape, Apa Itu?

Kendati demikian, rupanya vape tetap memiliki dampak negatif selain tetap tidak baik untuk paru-paru, yaitu dapat merusak kulit.

Mengapa bisa?

Dokter bedah estetika dan konsultan skincare untuk Get Harley yang berbasis di London, Inggris, Dr Deepa Panch, menjelaskan tentang hal ini. 

Dia mengatakan, meski vape diklaim sebagai alternatif yang lebih aman dibanding merokok, tetap saja belum ada cukup informasi rinci terkait dampak jangka panjangnya pada tubuh.

“Selain nikotin, vape juga mengandung berbagai zat kimia lainnya."

"Salah satu di antaranya adalah propilen glikol yang merupakan alergen kulit terkenal."

"Kandungan ini dapat menyebabkan iritasi pada kulit, terutama pada mereka yang memiliki kulit sensitif seperti eksim, rosacea, dan psoriasis,” ujar Panch.

Baca juga: Hubungan Mengerikan antara Vape dan Virus Corona

Halaman:
Sumber DMarge


Rekomendasi untuk anda
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com