KOMPAS.com - Mark Zuckerberg menyembunyikan wajah dua anaknya saat mengunggah potret kebersamaan mereka di Instagram, beberapa waktu lalu.
Ia memberikan stiker emoji di wajah Maxima (7 tahun) dan August (5 tahun), sedangkan anak bungsunya yang masih balita, Aurelie, ditampilkan terang-terangan.
Baca juga: Ironi, Mark Zuckerberg Pun Sembunyikan Wajah Anaknya di Instagram
Langkah miliarder itu menuai kritikan karena sikap pribadinya yang bertolak belakang dengan kebijakan bisnisnya.
Terlepas dari kontroversi yang terjadi, apakah sikap CEO Meta itu perlu kita tiru sebagai orangtua?
Leah Plunkett, penulis sekaligus dekan asosiasi pengalaman belajar dan inovasi di Harvard Law School, mengatakan bahwa memblokir wajah anak di media sosial memberikan buah hati kontrol atas identitas dan narasi pribadi mereka.
“Setiap kali Anda mengunggah tentang anak-anak Anda, Anda menjauhkan mereka dari menceritakan kisah mereka sendiri tentang siapa mereka dan ingin menjadi siapa mereka," jelasnya dalam wawancara CNN.
Padahal, anak melakukan banyak kesalahan ketika tumbuh dewasa, yang bisa menjadi pelajaran penting sendiri untuk perkembangan kepribadiannya.
Baca juga: 3 Bahaya Sering Unggah Foto Anak di Media Sosial, Orangtua Perlu Tahu
"Jika kita kehilangan privasi remaja dan anak-anak untuk bermain dan bereksplorasi, dan untuk hidup dan melalui coba-coba, kita akan mencabut kemampuan mereka untuk berkembang dan bercerita [sesuai ketentuan mereka],” kata Plunkett.
Namun, tanggung jawab untuk melindungi anak-anaknya di dunia online bukan hanya diemban orangtua.
Menurut dia, perusahaan media sosial, termasuk Meta, dapat berbuat lebih banyak, dan harus menyertakan teknologi yang secara otomatis mengaburkan wajah anak-anak.
Tidak banyak yang paham sejauh mana jejak digital berpengaruh pada seseorang seperti privilege yang dimiliki Mark Zuckerberg.
Baca juga: Jangan Terkecoh Kaus Polos, Ini Deretan Aset Mewah Mark Zuckerberg
Namun, jika seseorang seperti dirinya saja memutuskan untuk membatasi publikasi wajah anaknya maka kita perlu mempertimbangkannya lebih dalam.
Selain itu, foto tersebut juga terkait data geolokasi yang bisa memberikan informasi soal lokasi anak pada orang yang tak dikenal.
Baca juga: Unggah Foto Anak di Media Sosial Juga Ada Rambunya
Foto digital mengungkapkan lebih banyak tentang kita dan keluarga, lebih dari yang disangka sebagian besar orang.
"Setiap gambar yang Anda unggah tergantung di mana Anda mengunggahnya dan bagaimana Anda mengirimkannya, memiliki metadata yang melekat padanya yang pada dasarnya adalah remah roti informasi tentang apa yang ada di foto dan di mana Anda mengambilnya," kata Rahel Bayer.
Ia adalah mantan jaksa kasus penjahat seks dan penuntut pelecehan di Bronx sekaligus konsultan pencegahan pelanggaran dan pelecehan di New York.
Baca juga: Cara Aman Unggah Foto Anak di Media Sosial agar Tak Disalahgunakan
Setiap foto di kamar tidur, kamar mandi, dan ruang tamu, serta aktivitas yang dilakukan bisa memberikan gambaran nyata soal lokasi rumah, identitas anak, dan kesukaan mereka.
"Anda mungkin memberi diri Anda peta jalan nyata tidak hanya bagaimana Anda rumah terletak, di mana anak-anak Anda, tetapi juga apa hobi mereka. Apakah mereka suka mengendarai sepeda dan meninggalkan sepedanya di halaman depan?" kata Bayer.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.