Perubahan ini meningkatkan popularitasnya ke negara lain di seluruh dunia.
Baca juga: Halima Aden, Kontestan Miss USA Pertama yang Kenakan Hijab
Pada tahun 1960, babak wawancara bagi setiap peserta mulai dilakukan yang makin menambah keseruannya.
Tak hanya itu, para peserta juga diminta mengenakan kostum nasional dari negaranya masing-masing saat menjawab pertanyaan dari dewan juri.
Momen ini kemudian menjadi favorit penonton sehingga menghasilkan kategori tersendiri.
Baca juga: Bawa Pesan Politik, Miss Myanmar Juara Kostum Nasional Miss Universe
Selain itu, Miss Universe juga identik dengan sesi pakaian renang yang menampilkan keindahan tubuh para pesertanya.
Pria yang juga pebisnis kontroversial itu melakukan sejumlah perubahan yang meningkatkan popularitas ajang kecantikan itu sekaligus keuntungannya.
Dikabarkan, ia mendapatkan banyak keuntungan dari acara tersebut lewat berbagai kerja samanya.
Baca juga: Deretan Kasus Kriminal yang Sedang Dihadapi Donald Trump
Meski demikian, ia mengaku membeli lisensi Miss Universe bukan karena tergiur uangnya melainkan karena kesukaannya pada perempuan cantik.
"Bukan rahasia lagi bahwa saya mencintai wanita cantik. Inilah mengapa saya membeli hak kepemilikan atas kontes kecantikan Miss USA dan Miss Universe. Saya suka berada di sekitar wanita cantik," ujarnya dalam wawancara tahun 2008.
Namun kepemilikan atas Miss Universe harus berakhir di tahun 2015 setelah ia dianggap menghasut publik untuk membenci orang Meksiko dalam pidato kampanye presidennya.
Setelahnya, santer beredar kabar jika ia melakukan banyak tindakan tidak pantas termasuk pelecehan kepada para kontestan selama masa kepemimpinannya.
Salah satu tudingan termasuk perilakunya yang masuk ke ruang ganti begitu saja meskipun para perempuan itu sedang dalam kondisi tak berbusana.
Baca juga: 5 Hal di Balik Dugaan Pelecehan Seksual Finalis Miss Universe Indonesia
Hak milik atas Miss Universe lalu diambil alih talent agent WME/IMG hingga tahun 2022 kemudian dijual ke grup media Thailand, JKN Global Group.
Sejak awal, penyelenggara Miss Universe menetapkan jika peserta harus perempuan lajang, tidak pernah menikah dan melahirkan anak serta tidak berstatus orangtua.