Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Untar untuk Indonesia
Akademisi

Platform akademisi Universitas Tarumanagara guna menyebarluaskan atau diseminasi hasil riset terkini kepada khalayak luas untuk membangun Indonesia yang lebih baik.

Menggambar Mereduksi Simtom Depresi pada Orang Dewasa

Kompas.com - 14/08/2023, 16:20 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Pada gambar selanjutnya Ia menggambarkan bunga merah di dalam vas biru. Ia menjelaskan bahwa bunga di dalam vas tumbuh tidak sesuai habitat asli seperti dirinya yang kuliah tidak sesuai minat melainkan atas kehendak orangtua, tapi berupaya untuk tetap menjalankan yang terbaik agak tetap mekar seperti bunga.

Gambar bunga di dalam vas lebih berwarna daripada gambar orang merenung di bawah alam gelap yang semua berwarna hitam.

Sesi IV merupakan unifikasi psikofisik berlangsung pada minggu ketika senior L menghubungi dirinya dan mengajaknya bertemu kembali.

L merasa sungkan dan kondisi ini menimbulkan gejolak perasaan yang digambarkan dengan Jantung merah terbelenggu pengikat hijau.

Ia kemudian menggambarkan Toga, ijazah dan mesin waktu yang merefleksikan niat merampungkan pendidikan dan mampu menyesuaikan diri dengan waktu, dapat mengalami kembali peristiwa masa lampau namun lebih mampu memahami maknanya.

Ia juga menggambarkan harapan berada bersama teman dan mampu mengatasi masalah kesulitan tidurnya. Ia menggambarkan ranjang, televisi, dan beberapa sosok berada bersama secara skematis.

Sesi V merupakan sessi “rebirthing”, diawali laporan L bahwa selama seminggu terakhir Ia kian beroleh insight tentang pengalaman hidup dan kegagalan yang Ia alami.

Ternyata kondisi serupa juga dialami oleh beberapa temannya, hanya saja mereka tidak bersikap negatif berlebihan atas pengalaman tersebut, bahkan ada di antara mereka yang saling membantu memberi semangat.

Ia merasa telah bersikap berlebihan dan perlu lebih waspada; sementara niat untuk bisa turut memberi semangat pada rekan seangkatan mulai tergugah, dan Ia menggambarkan hati besar berwarna merah.

Ia juga sempat berdiskusi dengan beberapa orang lain dan beroleh masukan bahwa Ia memang sering bereaksi terlalu berlebihan sehingga membuatnya merasa lebih tak berdaya dari kenyataan sesungguhnya.

Sesi VI terarah pada evaluasi diri atas pengalaman sesi-sesi sebelumnya dan Ia menyatakan kondisinya lebih baik (“much better”).

Pernyataan ini ditunjang oleh pasil post test BDI yang menunjukkan nilai pada rentang moderat (moderate), berarti ada perubahan membaik dari kondisi sebelumnya (severe).

Dari evaluasi proyektif (tes gambar orang, pohon dan rumah, pohon, orang) memang belum menunjukkan perubahan bermakna, dan mungkin kondisi ini layak untuk ditindaklajuti.

L kemudian menggambarkan sepasang individu dengan nuansa kebersamaan dan romantika (sepasang individu dengan simbol hati di antara mereka) serta aksen warna biru; ia mengungkapkan niat untuk bisa memberikan semangat dan kontribusi kepada rekannya yang membutuhkan bantuannya.

Langkah proses di atas dapat ditambahkan dengan runtut serupa sebagai tindak lanjut treatment; namun pada saat tersebut terminasi harus dilakukan berkenaan dengan masa kesepakatan treatment.

Langkah art therapy ini memang belum sepenuhnya dapat mengatasi masalah psikologis yang dialami L, apalagi ragam kondisi yang Ia alami berlangsung kronis.

Namun, gejala insomnia relatif teratasi, Ia telah beroleh insight yang lebih baik, lebih mampu menerima kondisi yang harus dihadapi saat ini.

Hasil tes psikologi menunjukkan adanya progres dan sejauh ini lebih sering memanfaatkan waktu menggunakan aktivitas menggambar guna mengevaluasi, bahkan untuk lebih memahami gejolak psikologis yang dialaminya.

Hal ini menunjukkan bahwa pendekatan art therapy cukup membantu L dalam mereduksi simtom depresi yang selama ini dialami.

*Vivian Chandra, Mahasiswa Program Studi S2 Psikologi UNTAR
Monty P. Satiadarma, Dosen Psikologi UNTAR

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com