Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

3 Pelajaran Hidup soal Berhenti Menunggu Kebahagiaan

Kompas.com - 30/08/2023, 08:04 WIB
Glori K. Wadrianto

Editor

KOMPAS.com - Ada seorang bocah sekolah dasar yang pada suatu ketika mendapat nasihat dari orangtuanya.

Kala itu, sang ayah mengatakan kepada si anak, bahwa di saat dewasa nanti, dia dapat melakukan hal apa pun yang membuat dia bahagia. Karena, kebahagiaan adalah inti dari kehidupan.

Nasihat itu rupanya amat membekas di hati sang anak. Hingga suatu hari ketika sang wali kelas berkeliling untuk menanyai cita-cita setiap murid, sang anak mendapatkan pengalaman yang mengejutkan.

Anak itu mengaku ingin meraih kebahagiaan dalam hidup. Namun jawaban itu dinilai oleh sang guru keliru, dan si anak dianggap tidak mengerti dengan maksud pertanyaan dari si guru.

"Itu adalah perumpamaan lama yang sering dibacakan oleh nenek saya ketika saya masih kecil," kata Marc Chernoff.'

Baca juga: 5 Langkah Menulis Jurnal untuk Tingkatkan Kebahagiaan

Marc Chernoff bersama sang istri Angel Chernoff adalah penulis buku terlaris di New York Times.

Mereka juga menjadi pelatih profesional, pelajar "full timer" tentang kehidupan, yang diakui oleh Forbes sebagai pengasuh blog pengembangan pribadi yang paling populer.

Melalui blog, buku, kursus, acara, dan pelatihan, mereka menghabiskan waktu selama 15 tahun terakhir untuk menulis dan mengajarkan strategi untuk menemukan kebahagiaan, kesuksesan, cinta, dan kedamaian yang langgeng.

"Sejak saat itu, saya telah melihat versi singkat dari kisah tadi beredar di media sosial, yang sering kali secara keliru dikaitkan dengan John Lennon, Goldie Hawn, dan lainnya," kata Marc. 

Sementara para penyelidik internet berselisih tentang siapa yang menulis versi pertama dari perumpamaan di atas, namun cerita ini amat berkesan bagi Marc.

"Tentu saja perumpamaan ini terlalu menyederhanakan kompleksitas kebahagiaan, namun ada beberapa poin yang bagus juga."

"Dan versi nenek saya memiliki kalimat tentang 'menemukan kebahagiaan dalam kerja keras', yang merupakan konsep dasar yang masih sangat melekat pada diri saya sampai sekarang," sebut Marc.

"Sebagai orang dewasa, Angel dan saya telah menghabiskan hampir dua dekade bekerja satu per satu dengan ratusan klien pelatihan kami, dengan berbagai variasi dari konsep menemukan kebahagiaan ketika hidup menuntut kita untuk bekerja keras."

Baca juga: 4 Kebiasaan Harian yang Sungguh Meningkatkan Kebahagiaan

Begitu banyak dari kita yang melekat pada harapan bahwa hidup seharusnya lebih mudah daripada yang sebenarnya.

"Terlepas dari apa yang kita pilih untuk dilakukan 'ketika kita dewasa', secara tidak sadar kita berkhayal bahwa jalan yang kita pilih akan memiliki sedikit jalan memutar, gangguan, dan ketidaknyamanan."

"Dan kemudian kita menunggu tanpa henti agar segala sesuatunya menjadi lebih mudah, padahal ada banyak sekali kesempatan baik yang berlalu begitu saja," papar Marc.

Nah, kapan pun kita mendapati diri terjebak dalam siklus yang tidak produktif seperti ini, mari ingatkan diri kita. 

1. Perlu melakukan hal-hal yang sulit untuk menjadi bahagia 

Ya, kita perlu melakukan hal-hal yang kebanyakan orang lebih suka hindari - hal-hal yang membuat tidak nyaman, yang jauh lebih mudah untuk dihindari, yang orang lain tidak mungkin bisa lakukan untuk kita.

Hal-hal yang membuat kita lebih kuat, tetapi juga membuat kita mempertanyakan bagaimana kita akan menemukan kekuatan untuk terus maju.

Mengapa?

Karena hal-hal sulit itu pada akhirnya membangun dan mengubah hidup kita.

Hal-hal tersebut membuat perbedaan antara ada dan hidup, antara mengetahui jalan dan menjalaninya, antara janji-janji kosong seumur hidup kepada diri sendiri dan hidup yang penuh dengan tujuan, kemajuan, dan pemenuhan.

Baca juga: 7 Praktik Harian demi Kebahagiaan dan Kesehatan yang Berlanjut

Kuncinya?

Tindakan harian yang konsisten dan penuh semangat.

Belajarlah untuk percaya di dalam hati bahwa kita ditakdirkan untuk hidup setiap hari dengan penuh semangat dan tujuan - bahwa setiap momen berharga dengan caranya sendiri.

Dan ingatkan diri bahwa gairah bukanlah sesuatu yang kita temukan dalam hidup; itu adalah sesuatu yang kita lakukan.

Ketika kita ingin menemukan gairah dan kekuatan batin yang dibutuhkan untuk mengubah situasi, kita harus mendorong diri sendiri untuk melangkah maju.

Banyak dari kita yang masih putus asa untuk "menemukan gairah hidup" - sesuatu yang kita yakini akan membawa kita lebih dekat pada kebahagiaan, kesuksesan, atau situasi kehidupan yang kita inginkan.

Ketika kita mengatakan bahwa kita sedang berusaha menemukan passion, itu menyiratkan bahwa passion kita bersembunyi di balik pohon atau di bawah batu di suatu tempat.

Tapi itu jauh dari kebenaran. Sebab, yang benar adalah, passion kita berasal dari melakukan hal-hal yang benar.

Jika kita menunggu untuk "menemukan passion" di suatu tempat di luar diri kita, kemungkinan besar kita akan menunggu selamanya.

Di sisi lain, jika kita lelah menunggu, dan lebih suka hidup lebih bersemangat, mulai hari ini jalani perubahan kecil yang positif.

Inilah saat untuk secara proaktif menyuntikkan semangat ke dalam hal yang kita lakukan selanjutnya.

Baca juga: Fokuskan 4 Hal dalam Hidup demi Menambah Kebahagiaan, Apa Saja?

Pikirkanlah tentang hal-hal ini:

  • Kapan terakhir kali kita duduk dan bercakap-cakap dengan seseorang yang dekat dengan kita, tanpa gangguan dan fokus 100 persen?
  • Kapan terakhir kali kita berolahraga dan mengerahkan segala upaya yang bisa kita lakukan?
  • Kapan terakhir kali kita benar-benar mencoba - benar-benar mencoba - untuk melakukan yang terbaik?

Sepertinya kebanyakan dari kita, mungkin melakukan upaya setengah hati dalam sebagian besar hal yang kita lakukan setiap hari. Sebab, kita masih menunggu.

Kita masih menunggu untuk "menemukan" sesuatu yang membuat kita bergairah - suatu alasan ajaib untuk melangkah ke dalam kehidupan yang ingin kita ciptakan sendiri.

Namun, uraian di atas ternyata mengajaki kita untuk melakukan yang sebaliknya.

2. Mencurahkan segenap hati dan jiwa pada momen-momen biasa, menciptakan keajaiban dalam hidup

"Kembali ke masa kecil saya, nenek saya sering berkata kepada saya, 'berhentilah menunggu kesempatan yang lebih baik. Kesempatan yang ada di depan mata adalah kesempatan yang terbaik'," kata dia.

Dia juga berkata, "Terlalu sering kita menghabiskan banyak waktu untuk membuatnya sempurna di kepala kita, bahkan sebelum kita melakukannya."

"Berhentilah menunggu kesempurnaan dan lakukan yang terbaik dengan apa yang kita miliki hari ini, lalu perbaiki besok," kata Marc mengutip nasihat sang nenek.

Percaya atau tidak, penelitian psikologis terbaru secara tidak langsung memperkuat sentimen yanag diucapkan nenek Marc.

Selama bertahun-tahun, para psikolog percaya, pikiran kita dapat secara langsung memengaruhi kondisi fisik, tetapi tidak pernah sebaliknya.

Namun, saat ini, secara luas didokumentasikan bahwa tubuh - misalnya, ekspresi wajah sesaat dan postur tubuh- dapat secara langsung memengaruhi kondisi mental kita juga.

Jadi, meskipun benar bahwa kita berubah dari dalam ke luar, kita juga berubah dari luar ke dalam.

Baca juga: Michelle Yeoh Menikah Setelah 19 Tahun Tunangan, demi Kebahagiaan?

Dan kita dapat membuat kenyataan ini bekerja untuk kita. Jika kita menginginkan lebih banyak gairah dan kebahagiaan dalam hidup, bertindaklah sekarang juga.

Curahkan hati dan jiwa pada sesuatu.

Bukan pada kesempatan di masa depan, tapi pada kesempatan yang ada di depan mata.

Bukan pada tugas-tugas esok hari, tapi pada tugas-tugas hari ini.

Bukan untuk lari besok, tapi untuk lari hari ini.

Bukan pada hubungan besok, tapi pada hubungan hari ini.

"Angel dan saya yakin kita memiliki banyak hal dalam hidup saat ini yang sepadan dengan waktu dan energi kita."

"Kita memiliki orang-orang dan keadaan dalam hidup yang membutuhkan kita sebanyak kita membutuhkan mereka."

Kita memiliki potensi gairah yang sangat besar di dalam diri kita, ketimbang hanya menunggu...

3. Berhentilah menunggu - itulah pelajaran yang sebenarnya

Belum terlambat, tetapi kita harus memulai. Dengan kata lain, kita tidak perlu mengetahui semuanya untuk mengambil langkah selanjutnya.

Tetapi kita harus mengambil langkah selanjutnya untuk mengetahuinya.

Dan, saat kita berjuang untuk maju, ingatlah, jauh lebih baik kelelahan karena mengambil langkah kecil ke depan, daripada lelah menunggu tanpa melakukan apa pun.

Sejujurnya, jika kita menunggu "waktu yang tepat" - jika kita menunggu hingga merasa 100 persen siap - maka kita akan menunggu seumur hidup kita.

Ingatlah hal ini sekarang juga. Terlalu banyak orang yang menunggu terlalu lama untuk menjalani kehidupan terbaik mereka.

Baca juga: Apa Itu Slow Living dan Manfaatnya untuk Kebahagiaan Diri

Mereka menunggu sepanjang hari untuk jam lima sore, sepanjang minggu untuk hari Jumat, sepanjang tahun untuk liburan, sepanjang hidup mereka untuk gairah dan kebahagiaan.

"Jangan menjadi salah satu dari mereka," kata Marc.

Terus ingatkan diri kita bahwa jalan baru dibuat dengan berjalan, bukan menunggu. Dan tidak, kita tidak perlu merasa lebih percaya diri sebelum mengambil langkah berikutnya.

Mengambil langkah berikutnya adalah hal yang secara bertahap membangun kepercayaan diri, dan menciptakan kemajuan dalam hidup.

Sekarang adalah waktunya, berhentilah menunggu kebahagiaan. Letakkan hati dan jiwa kita pada apa yang ada di depan kita, hari ini...

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com