Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 02/09/2023, 06:06 WIB
Dinno Baskoro,
Wisnubrata

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Sebagian masyarakat memilih air minum kemasan dalam botol atau galon untuk dikonsumsi sehari-hari.

Apalagi dengan anggapan kalau air minum dalam kemasan itu dinilai lebih aman ditambah lagi dengan kandungan mineral di dalamnya.

Tak heran jika banyak merek-merek air minum baru yang terus bermunculan dengan menawarkan kelebihannya masing-masing.

Lantas, sudah yakin air minum yang biasa dikonsumsi itu sudah bebas dari risiko kesehatan?

Dokter umum sekaligus kreator konten kesehatan, dr Mario Johan mengatakan, meski air mineral dalam galon secara umum aman dikonsumsi tetapi belum tentu 100 persen bebas dari risiko.

"Kalau dikatakan aman ya pasti aman, karena tidak mungkin BPOM mengizinkan merek beredar kalau tidak aman,"

"Air minum dalam galon tidak 100 persen bebas risiko. Ada banyak kekhawatiran terkait dampak kesehatan dari air minum dalam galon tersebut,"

Demikian kata dokter Joe saat ditemui Kompas.com usai peluncuran Philips Reverse Osmosis, di Jakarta, baru-baru ini.

Baca juga: Botol Air Minum Terpapar Matahari Berdampak Buruk bagi Kesehatan 

Dokter yang akrab disapa dokter Joe itu menambahkan, ada beberapa hal yang menyebabkan air minum dalam kemasan galon itu tidak bisa 100 persen bebas risiko.

Pertama, air minum kemasan banyak yang menggunakan galon yang terbuat dari Polikarbonat (PC).

Penggunaan galon yang berulang-ulang tanpa batasan hingga proses distribusinya yang panjang dapat mencemarkan molekul berbahaya seperti Bisphenol A (BPA).

"Ada kekhawatiran tentang pemalsuan air hingga saat proses distribusi air mengalami paparan matahari hingga berpotensi terkena suhu panas."

"Penelitian juga menemukan, peningkatan suhu panas sekitar 28 sampai 30 derajat (dari proses distribusi air galon yang terpapar matahari) dapat berpotensi mengubah kualitas air hingga berisiko tercemar kandungan BPA," lanjut dia.

Paparan kandungan BPA pada air minum ini telah diteliti dampaknya bagi kesehatan tubuh. Efeknya jika dikonsumsi dalam jangka panjang dapat bekerja seperti hormon estrogen, yang dapat mengarah pada diabetes, tekanan darah tinggi, gangguan prostat hingga jenis kanker tertentu.

Memang, ada beberapa orang yang melakukan proses memasak kembali air yang ada di dalam kemasan tersebut.

Namun, lanjut dokter Joe, hal tersebut tidak terlalu efektif, sebab pada dasarnya air dalam kemasan tersebut sudah aman dan terbebas dari mikroorganisme.

"Air dalam kemasan atau galon umumnya sudah melalui proses tertentu sehingga mikroogranisme di dalamnya sudah tidak ada. Lalu kenapa dimasak lagi?"

"Sedangkan untuk melihat paparan dari cemaran bahan kimia itu diperlukan tes laboratorium tapi kan tidak mungkin bagi masyarakat awam," jelas dokter Joe.

Di sisi lain, cara untuk mengetahui apakah kandungan dalam air bersih atau tidaknya hanya dengan melalui tes laboratorium.

Namun bagi masyarakat, hal itu tentu bukan satu hal yang umum dan tidak mungkin dilakukan setiap kali kita mengonsumsi air.

Baca juga: Air Minum Kemasan Daur Ulang Harganya Mahal, Kok Bisa? 

Ilustrasi minum air putih.Freepik Ilustrasi minum air putih.

Meski demikian, saat ini mengonsumsi air mineral dapat menjadi pilihan atau memasak air tanah juga menjadi solusi ekonomis untuk memastikan kualitas air yang setidaknya masih layak minum.

"Sebenarnya memasak air tahan juga salah satu cara kalau enggak bisa terlalu mahal. Jadi dimasak itu enggak masalah. Itu kan bentuk ikhtiar yang bisa dipilih, asalkan kualitas air minumnya sudah aman dari pencemaran ya,” ujarnya lagi.

Melihat permasalahan itu, Philips Water Solution bersama dengan Akari Indonesia menghadirkan Philips Reverse Osmosis ADD6920.

Produk ini dilengkapi teknologi dengan 6 tahap penyaringan untuk memastikan penyaringan hingga 110 zat berbahaya seperti bakteri, virus, timbal, pestisida, klorin, dan banyak zat lainnya dari dalam air.

Senior Vice President International Business Philips Water Solution, Marcus Tam mengatakan, produk tersebut dapat membantu untuk menghilangkan kontaminan dari air. Dengan begitu, air yang dikonsumsi akan lebih bersih dan sehat.

"Kami percaya bahwa konsumsi air bersih sangat penting untuk kesehatan dan kesejahteraan setiap orang. Philips Reverse Osmosis dengan teknologi Aquaporin inside dirancang untuk menghilangkan kontaminan dari air, sehingga dan orang yang Anda cintai dapat menikmati air yang bersih, sehat secara instan," kata Marcus Tam.

Dalam kesempatan yang sama, CEO Akari Indonesia, Kenny Kwe berharap, dengan hadirnya teknologi ini masyarakat bisa memiliki opsi tambahan dan semakin sadar untuk mengonsumsi air minum yang sehat.

"Semoga ini dapat menjadi solusi dan memenuhi kebutuhan masyarakat yang semakin sadar akan kebutuhan meminum air yang lebih sehat," tandas Kenny.

Baca juga: Coway Hadirkan Water Purifier di Stasiun LRT, Penumpang Bisa Isi Air Minum 

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com