"Kalau mau sukses, lo harus bisa memimpin orang!"
"Jangan cuma jadi pengekor dong, jadilah pemimpin!"
"Ih, kamu emang mental pengikut ya. Nggak kelihatan jiwa kepemimpinannya sama sekali!"
TIGA pernyataan tersebut mungkin pernah atau sering kita dengar di sekitar kita. Harus kita akui atau tidak, kepemimpinan sudah menjadi topik yang Overrated.
Buktinya, ada begitu banyak orang yang "berani" memberikan tips dan trik untuk meningkatkan keterampilan kepemimpinan. Apa faktanya?
Jika kita ketik kata kunci "kepemimpinan" di Google, kita akan mendapatkan lebih dari 30 juta hasil pencarian per 24 Agustus 2023.
Itu masuk akal. Karena kepemimpinan adalah keahlian yang dapat memberi kita pekerjaan, yang sering kali menuntut rasa hormat dan dapat membantu kita memperoleh penghasilan lebih tinggi.
Namun sebelum kita benar-benar berada dalam posisi kepemimpinan, apa yang dapat kita lakukan?
Secara tradisional, dunia menganut pandangan yang berpusat pada kepemimpinan. Kebanyakan orang memandang bahwa kepemimpinan adalah hal yang paling penting.
Tak mengherankan bila pemimpin -- apapun levelnya -- senantiasa dipandang lebih hebat dibandingkan pengikut.
Padahal pengikut sangat penting bagi keberhasilan tim atau organisasi mana pun. Itulah sebabnya mempelajari konsep pengikut dapat mengubah kemampuan kepemimpinan seseorang.
Apa itu Followership (kepengikutan)?
Studi tentang kepengikutan berkaitan dengan peran yang dimainkan seorang pemimpin dalam memahami siapa pengikutnya dan cara terbaik untuk memimpin mereka.
Pada saat yang sama, hal ini juga membantu para pemimpin memahami bagaimana menjadi pengikut yang lebih baik.
Semua pemimpin pernah dan akan menjadi pengikut, serta memahami kebutuhan individu pengikut (termasuk kebutuhan Anda) akan membantu kita memajukan organisasi.
Mengapa Followership itu penting?
Setiap pemimpin yang baik memahami mengapa pengikut yang baik itu penting. Setiap orang tua juga memahami mengapa kepengikutan yang baik itu penting.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.