Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Agar Tak Tertipu Klaim SPF Palsu dalam Tabir Surya

Kompas.com, 7 September 2023, 18:37 WIB
Lusia Kus Anna

Editor

KOMPAS.com - Setelah beberapa akun media sosial ramai membongkar dugaaan produk tabir surya dengan klaim SPF palsu, sebagai konsumen muncul kekhawatiran akan produk yang kita pakai.

Terlebih mengoleskan sunscreen sudah menjadi hal wajib yang harus kita gunakan jika akan beraktivitas di bawah sinar matahari.

Radiasi sinar ultraviolet sendiri diketahui dapat mempercepat penuaan kulit, menyebabkan kulit terbakar (sunburn) dan juga meningkatkan risiko kanker kulit.

Apalagi sebagai penduduk wilayah tropis kita disarankan untuk menggunakan sunscreen dengan kadar perlindungan minimal SPF (sun protection factor) 30.

Dijelaskan oleh dokter spesialis kulit Ismiralda Oke Putranti, secara kasat mata sebenarnya sulit membedakan kadar SPF dalam sebuah produk.

Baca juga: Indeks Sinar Ultraviolet Jakarta Capai Level Bahaya Sangat Tinggi, BMKG: Hindari Risiko Kerusakan Mata dan Kulit

"Kalau untuk membedakan SPF ada atau tidak, ya harus dengan pemeriksaan khusus biasanya dilakukan oleh BPOM karena tidak bisa dibedakan secara kasat mata," ujarnya seperti dikutip dari Kompas.com.

Berikut adalah beberapa tips yang bisa kita lakukan agar kita tak tertipu klaim SPF palsu:

- Perhatikan klaim
SPF dapat diidentifikasi sebagai tanda kemampuan suatu produk sunscreen dalam menangkal sinar ultraviolet. SPF biasanya tercantum di label kemasan dan memiliki tingkat yang berbeda.

SPF 15 hanya bisa menahan 93 persen radiasi sinar UVB selama 2,5 jam di luar ruangan. Sementara SPF 30 mampu menahan 97 persen radiasi dengan tingkat ketahanan mencapai lima jam.

Sangat penting untuk mengecek nilai SPF dari sunscreen yang akan kita beli. Cara terbaik adalah dengan memilih sunscreen yang memiliki laporan pengujian merek oleh organisasi yang berintegritas tinggi.

Dilihat dari data saat ini, pemasok bahan baku kosmetik terkenal di dunia antara lain BASF dari Jerman, Royal DSM dari Belanda, Evonik dari Jerman, Givaudan dari Swiss, Dow Chemical dari Amerika Serikat, dan masih banyak lagi.

Kita juga dapat melihat apakah produk tersebut sudah terdaftar di BPOM dengan mengecek nomor yang terdaftar.

Baca juga: Apa Itu SPF dalam Sunscreen?

Paparan cahaya saat berada di zona waktu berbeda selama lebih dari beberapa hari juga menjadi tips tidur nyenyak saat bepergian, karena menyesuaikan siklus tidur alami tubuh sesuai zona waktu setempat.FREEPIK/COOKIE_STUDIO Paparan cahaya saat berada di zona waktu berbeda selama lebih dari beberapa hari juga menjadi tips tidur nyenyak saat bepergian, karena menyesuaikan siklus tidur alami tubuh sesuai zona waktu setempat.

- Jangan tergiur harga murah
Kita tentu akan senang jika mendapat produk dengan harga miring, namun berhati-hatilah karena seringkali harga yang lebih murah dari harga asli biasanya merupakan produk yang telah mendekati masa kedaluwarsa, atau bahkan produk palsu.

- Pilih yang sesuai dengan jenis kulit
Hampir semua merek skincare memiliki produk sunscreen sehingga kita bingung memilih mana produk yang paling tepat.

Salah satu cara yang bisa kita tempuh adalah memilih produk yang sesuai dengan jenis kulit. Terkadang pemilik kulit berminyak menghindari penggunaan sunscreen karena tak mau kulitnya menjadi lengket.

Halaman:


Terkini Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau