Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

5 Profesi Paling Berisiko Alami Demensia, Apa Saja?

Kompas.com - 20/09/2023, 06:50 WIB
Sekar Langit Nariswari

Penulis

Sumber The Sun

KOMPAS.com - Penelitian terbaru membuktikan, orang yang melakukan pekerjaan dengan aktivitas fisik tingkat tinggi dalam jangka waktu lama lebih berisiko terkena demensia dan gangguan kognitif.

Hal ini berdasarkan kesimpulan para peneliti Norwegian National Centre of Ageing and Health, Columbia Mailman School of Public Health dan the Butler Columbia Aging Center.

Ada lima pekerjaan yang dijadikan contoh paling menuntut fisik, antara lain:

  1. Sales, pekerja retail dan sejenisnya
  2. Perawat kesehatan
  3. Perawat lansia, disabilitas atau kebutuhan fisik lainnya
  4. Petani
  5. Peternak

Baca juga: 3 Tanda Awal Demensia yang Sering Tidak Disadari

“Menunjukkan pentingnya mengembangkan strategi bagi individu dalam pekerjaan yang menuntut fisik untuk mencegah kerusakan kognitif,” tulis sejumlah peneliti itu.

Pekerjaan yang menuntut fisik dideskripsikan sebagai profesi yang membutuhkan banyak penggunaan lengan dan kaki serta menggerakkan seluruh tubuh, seperti memanjat, mengangkat, menyeimbangkan, berjalan, membungkuk, dan menangani material.

Penelitian dilakukan lewat salah satu studi demensia berbasis populasi terbesar di dunia yakni Studi HUNT4 70+ .

Dilakukan pengamatan bagaimana aktivitas fisik di tempat kerja antara usia 33 dan 65 tahun dikaitkan dengan risiko pengembangan demensia dan gangguan kognitif ringan setelah usia 70 tahun.

Berdasarkan analisis data 7.005 peserta, 902 di antaranya didiagnosis menderita demensia di kemudian hari.

Sebanyak 2.407 orang lainnya didiagnosis mengalami gangguan kognitif ringan.

Baca juga: Ternyata, Kepribadian Bisa Picu Gangguan Kognitif

Tim peneliti menemukan, orang yang melakukan pekerjaan yang menuntut fisik memiliki risiko 15,5 persen lebih tinggi terkena demensia atau gangguan kognitif.

Namun risikonya turun menjadi sembilan persen bagi mereka yang melakukan pekerjaan dengan tuntutan fisik rendah.

Meski demikian, diagnosis gangguan kognitif ringan belum tentu diikuti dengan demensia.

Penyebab meningkatnya risiko demensia

Risiko demensia akibat pekerjaan fisik tingkat tinggi ini mungkin ada kaitannya dengan kinerja otak.

“Tuntutan fisik yang lebih tinggi di masa dewasa akhir sebelumnya telah dikaitkan dengan volume hipokampus yang lebih kecil dan kinerja memori yang lebih buruk,” kata para peneliti, soal kaitan tersebut.

Baca juga: 10 Profesi dengan Risiko Perceraian Tertinggi dan Terendah

Ilustrasi sales menawarkan produk pada konsumenFreepik.com/Senivpetro Ilustrasi sales menawarkan produk pada konsumen
Serupa pula, individu yang bekerja dalam pekerjaan yang berbahaya secara fisik atau dengan tuntutan pekerjaan yang tinggi, baik psikologis atau fisik, dikombinasikan dengan kontrol pekerjaan yang rendah memiliki kinerja yang lebih buruk pada tes kognitif di usia lanjut.

Hasil riset ini juga menunjukkan, tuntutan fisik yang tinggi di tempat kerja memiliki efek buruk pada kesehatan otak dan fungsi kognitif di usia tua, yang memicu risiko gangguan di kemudian hari.

Baca juga: Mengenali Gejala Demensia

Kurangnya waktu untuk memulihkan diri dan pulih dari tuntutan fisik yang lebih besar ini juga dapat menyebabkan ‘keausan’ pada tubuh dan otak.

Pekerjaan seperti perawat atau sales sering kali ditandai dengan kurangnya otonomi, berdiri terlalu lama, kerja keras, jam kerja yang kaku, stres, risiko kelelahan yang lebih tinggi, dan terkadang hari kerja yang tidak nyaman.

Sementara itu, pekerjaan dengan tuntutan fisik yang rendah juga dapat memberikan pekerja jam kerja yang lebih fleksibel dan lebih banyak waktu untuk istirahat dan pemulihan.

Ilustrasi guru dan muridSyafbrani ZA Ilustrasi guru dan murid
Di sisi lain, pekerjaan yang tidak memerlukan banyak aktivitas fisik, seperti teknik, administrasi, dan pengajaran, mungkin juga lebih merangsang secara kognitif.

Baca juga: 9 Makanan Penguat Otak untuk Tingkatkan Fungsi Kognitif

Profesi tersebut dapat berkontribusi pada perkembangan kognitif yang lebih baik sepanjang hidup seseorang.

“Penelitian kami juga menyoroti apa yang disebut paradoks aktivitas fisik – hubungan aktivitas fisik di waktu senggang dengan hasil kognitif yang lebih baik, dan bagaimana pekerjaan berhubungan dengan aktivitas fisik. dapat menyebabkan hasil kognitif yang lebih buruk," kata Vegard Skirbekk.

Ia adalah profesor Kesehatan Kependudukan dan Keluarga di Columbia Public Health sekaligus penulis utama studi tersebut.

Menurutnya, periode pra-klinis demensia dapat dimulai hingga dua dekade sebelum timbulnya gejala.

Baca juga: 10 Gejala Demensia pada Usia Muda dan Kapan Harus ke Dokter

“Hasil kami secara khusus menggarisbawahi perlunya tindak lanjut terhadap individu dengan aktivitas fisik dan pekerjaan seumur hidup yang tinggi karena mereka tampaknya memiliki risiko lebih besar terkena demensia,” kata Dr Skirbekk.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com