Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Para Ibu di Kalimantan Barat Tangkal Kabut Asap demi Buah Hati

Kompas.com - 20/09/2023, 17:00 WIB
Sekar Langit Nariswari

Penulis

Ia juga belum merasa butuh air purifier karena anaknya tergolong sehat dan tidak memiliki riwayat penyakit pernapasan.

Baca juga: Apakah Air Purifier Efektif Mengurangi Paparan Polusi Udara? Begini Penjelasannya

Sikap serupa juga diambil Susi, seorang ibu asal Ketapang, yang memiliki anak perempuan penderita asma.

Bedanya, ia enggan menggunakan air purifier karena beranggapan alat tersebut tidak memberikan efek yang bermanfaat untuk menangkal udara buruk.

"Kalau kata teman-teman yang pakai AP [air purifier] enggak ngefek selama musim asap jadi enggak pakai. Kalau asap tebal AP juga sering error," terangnya.

Baca juga: Polusi Udara Picu Kekambuhan Asma

Ia memilih langkah pencegahan dengan membatasi keluar rumah, seperti era pandemi Covid-19.

Saat kabut asap tergolong tebal, anaknya dibekali dengan masker dan inhaler jika memang harus bepergian.

"Di rumah selalu sedia obat nebu," tambahnya.

Ribuan titik panas di Kalimantan Barat

Berdasarkan data Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (WALHI) Kalimantan Barat, terdapat 3.275 titik panas (hotspot) di provinsi tersebut sejak 1-17 Agustus 2023.

Seluruhnya ada di 203 area konsesi perkebunan kelapa sawit di Kalimantan Barat.

Sampai akhir Agustus 2023, jumlahnya bahkan bertambah drastis mencapai 7.374 hotspot meskipun otoritas setempat melakukan modifikasi cuaca untuk mendatangkan hujan.

Baca juga: Meningkat 400 Persen, Jumlah Titik Panas di Kalbar Mencapai 50.000

Tentunya, kualitas udara sangat tidak sehat di berbagai kota yang ada di Kalimantan Barat.

Menurut situs pemantau kualitas udara IQAir, indeks kualitas udara di Kota Pontianak sempat mencapai angka 334 di pertengahan Agustus, tergolong berbahaya untuk kesehatan.

Sebenarnya, kondisi ini bukan sesuatu yang baru di Pontianak maupun wilayah lainnya di Kalimantan Barat.

Riset Fakultas Teknik Universitas Tanjung Pura, Pontianak yang diterbitkan tahun 2020 membuktikan ada kaitan antara titik panas, yang merupakan sumber terbentuknya asap, dengan peningkatan jumlah penderita penyakit ISPA.

Berdasarkan data ini, terdapat 7.039 titik panas yang ada Kota Pontianak selama Juli-September 2019.

Kondisi tersebut berdampak pada jumlah pasien ISPA di berbagai fasilitas kesehatan di wilayah yang sama yang mencapai 15.908 orang.

Banyak di antaranya sempat mengalami kondisi gawat darurat termasuk sesak napas, mengi dan batuk.

Baca juga: Dampak Asap Karhutla, 189.111 Warga Kalsel Terserang ISPA

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com