Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 02/10/2023, 18:04 WIB
Putri Aulia,
Lusia Kus Anna

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Siklus menstruasi yang dialami setiap perempuan sering dibarengi dengan sejumlah ketidaknyamanan, mulai dari mood yang tidak stabil, kelelahan, diare, hingga dimenore alias kram perut berat saat haid.

Meskipun kram menstruasi dalam skala ringan dan sedang dianggap normal, ada juga perempuan yang mengalami rasa sakit yang parah selama menstruasi yang menghambat aktivitas mereka.

Sebenarnya rasa sakit saat menstruasi ini normal terjadi. Sekitar 60 persen perempuan mengalami kram ringan selama masa menstruasi.

Dalam banyak kasus, rasa sakit menstruasi akan berkurang seiring dengan bertambahnya usia, bahkan membaik setelah seseorang melahirkan.

Siapa yang lebih mungkin mengalami dismenore?

  • Mengalami menstruasi pertama kali sebelum usia 12 tahun.
  • Berusia kurang dari 20 tahun.
  • Menstruasi berat atau berlangsung lebih dari tujuh hari.
  • Merokok.
  • Memiliki orang tua kandung yang mengalami dismenore.

Baca juga: Alasan Mengapa Menstruasi Sebabkan Kram, Perubahan Mood dan Jerawat

Jenis dismenore ini terbagi menjadi dua, yaitu primer dan sekunder.

Dismenore primer

Dismenore primer adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan kram menstruasi yang terjadi secara berkala setiap kali kita menstruasi, tanpa penyebab medis lain yang mendasarinya.

Nyeri ini biasanya muncul satu atau dua hari sebelum menstruasi dimulai atau pada awal masa menstruasi. Sensasi nyeri dapat bervariasi dari ringan hingga berat, terlokalisasi di perut bagian bawah, punggung, atau paha.

Biasanya, rasa sakit ini akan mereda dalam waktu dua atau tiga hari. Dismenore primer merupakan jenis dismenore yang paling umum dialami oleh wanita.

Ilustrasi sakit perut sebelah kanan bawah pada wanita.Shutterstock/Prostock-studio Ilustrasi sakit perut sebelah kanan bawah pada wanita.

Dismenore sekunder

Dismenore sekunder terjadi saat perempuan mengalami nyeri menstruasi akibat kondisi atau infeksi pada organ reproduksi.

Nyeri yang terkait dengan dismenore sekunder biasanya dimulai lebih awal dalam siklus menstruasi dan berlangsung lebih lama daripada kram menstruasi biasa.

Baca juga: Nyeri Haid Kian Memburuk Seiring Bertambahnya Usia, Benarkah?

Berikut adalah beberapa kondisi yang dapat menjadi penyebab kram menstruasi:

Endometriosis

Ini adalah kondisi di mana jaringan yang biasanya melapisi dinding rahim (endometrium) tumbuh di luar rahim. Karena jaringan ini juga ikut berdarah selama menstruasi, hal ini dapat menyebabkan pembengkakan, pembentukan jaringan parut, dan rasa sakit yang intens.

Adenomiosis

Adalah kondisi di mana lapisan rahim (endometrium) tumbuh ke dalam otot rahim. Hal ini dapat membuat rahim lebih besar dari biasanya, disertai dengan perdarahan yang tidak normal dan nyeri hebat.

Fibroid (tumor jinak)

Pertumbuhan non-kanker yang dapat muncul di dalam, luar, atau di dinding rahim. Fibroid ini bisa menjadi penyebab nyeri haid dan perdarahan yang berlebihan.

Penyakit radang panggul (PID)

Infeksi yang dimulai di dalam rahim dan dapat menyebar ke organ reproduksi lainnya. PID dapat menyebabkan nyeri pada perut atau nyeri saat berhubungan seks.

Baca juga: 5 Langkah Menjaga Kebersihan Alat Reproduksi Wanita

Stenosis serviks

Suatu kondisi di mana leher rahim menyempit akibat pembedahan, perawatan, atau kondisi lainnya.

Kondisi bawaan

Beberapa kondisi yang ada sejak lahir, seperti bentuk rahim yang tidak normal atau masalah pada ovarium atau saluran tuba, dapat menyebabkan nyeri haid.

Cara membedakan antara kram normal dan dismenore

Jika mengalami kram menstruasi yang parah atau tidak biasa, atau jika berlangsung lebih dari tiga hari, segera hubungi dokter. Kram menstruasi bisa diobati, jadi penting untuk mendapatkan perawatan yang tepat.

Dokter akan bertanya tentang gejala dan siklus menstruasi kita, lalu melakukan pemeriksaan fisik dengan hati-hati.

Mereka akan memeriksa vagina dengan alat khusus dan mungkin mengambil sedikit sampel cairan untuk tes. Tujuannya adalah mencari tahu penyebab nyeri menstruasi. Jika tidak ada penyebab yang jelas, kita mungkin akan didiagnosis dengan dismenore primer.

Baca juga: Pengobatan Rumahan untuk Mengurangi Nyeri Haid

Jika dokter atau bidan menduga bahwa kita mungkin mengalami dismenore sekunder diperlukan tes tambahan seperti:

  • Ultrasonografi (USG): Menggunakan gelombang suara untuk membuat gambar rahim, ovarium, dan organ reproduksi lainnya.
  • Histeroskopi: Menggunakan alat tipis dan bercahaya untuk melihat bagian dalam rahim dan menampilkan gambarnya pada layar.
  • Laparoskopi: Melibatkan membuat sayatan kecil di perut dan menggunakan laparoskopi (tabung tipis dengan lampu dan kamera di ujungnya) untuk melihat organ panggul.

Pengobatan dapat diberikan jika dokter menemukan penyebab nyeri haid.

Cara meredakan kram menstruasi

  • Minum NSAID dan pereda nyeri lain.
  • Obat hormonal.
  • Menggunakan bantal pemanas atau botol air panas di punggung bawah atau perut saat mengalami kram.
  • Istirahat yang cukup.
  • Menghindari makanan yang mengandung kafein.
  • Menghindari merokok dan minum alkohol.
  • Memijat punggung bawah dan perut.
  • Berolahraga secara teratur.

Baca juga: Posisi Tidur Terbaik untuk Redakan Kram Menstruasi

Jenis terapi alternatif apa yang dapat membantu mengatasi kram menstruasi

  • Yoga.
  • Akupunktur dan akupresur.
  • Latihan relaksasi atau pernapasan.
  • Mengonsumsi makanan anti-inflamasi seperti sayuran hijau, jahe dan kacang-kacangan, serta minum teh hijau.
  • Mengonsumsi suplemen seperti vitamin D atau magnesium, yang dapat membantu mengurangi peradangan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com