KOMPAS.com - Matcha adalah minuman Jepang yang sangat populer.
Matcha biasa dijadikan campuran menu lainnya seperti kopi atau roti maupun dinikmati sendiri.
Terlepas popularitasnya, masih banyak orang yang salah menyangka jika matcha sama seperti teh hijau biasa.
Baca juga: Apa Bedanya Ocha dan Matcha?
Matcha adalah teh yang terbuat dari tanaman Camellia sinesis, seperti jenis teh lainnya seperti oolong, teh hitam, dan teh hijau biasa.
Perbedaannya matcha dengan teh hijau adalah cara menanam, memanen, dan memproduksinya.
Berbeda dengan teh lainnya, matcha adalah satu-satunya teh hijau yang daunnya dikonsumsi utuh.
Baca juga: Teh Hijau atau Kopi, Mana yang Lebih Sehat? Simak Faktanya
Daun-daun teh ini ditanam di tempat teduh, sering kali di tempat yang hampir gelap pada saat panen, untuk meningkatkan produksi klorofil dan asam amino.
Hanya bagian terkecil dan termuda dari tanaman teh ini yang dipetik untuk kemudian dikukus, dikeringkan, dan disortir berdasarkan kualitas.
Prosesnya sangat panjang dan detail, untuk memastikan keutuhan daun teh sebelum dipotong batangnya dan dihilangkan uratnya menjadi tencha.
Daun-daun ini kemudian digiling menjadi bubuk halus sehingga dinamakan “matcha”, atau “teh bubuk” dalam Bahasa Inggris.
Matcha berkualitas tinggi dibuat dari daun teh yang dipetik dengan tangan. Cita rasanya manis umami dan halus tanpa rasa pahit akibat kandungan asam aminonya yang tinggi.
Baca juga: Berapa Jumlah Kafein dalam Matcha?
Dibandingkan teh hijau biasa, matcha memiliki warna hijau lebih cerah dan berbusa saat diolah karena kandungan klorofilnya tinggi.
Dulunya, matcha adalah minuman yang hanya dikonsumsi oleh kalangan bangsawan tinggi di Jepang.
Biasanya matcha dinikmati dengan ritual minum teh yang sarat tradisi bernama chanoyu.
Daya tarik utama seni ini adalah persiapan alat minum teh dan makna persembahannya dengan alat khusus seperti chawan (mangkuk teh), chashaku (sendok teh bambu) , dan Chasen (pengocok teh).
Upacara minum teh ini berakar pada praktik Buddhisme Zen, yang kini dianggap selaras dengan prinsip mindful.
Baca juga: Setengah Jam Meresapi Syahdunya Upacara Minum Teh Tradisional Jepang
Matcha yang dipakai untuk upacara minum teh biasanya merupakan kualitas terbaik yang memiliki rona hijau cerah.
Ciri khas utamanya adalah bubuknya yang langsung larut dengan air saat diseduh.
Salah satu jenis matcha terbaik diproduksi di Uji, kota di selatan Kyoto, yang merupakan salah satu wilayah utama budidaya matcha di Jepang yang menghasilkan varietas terbaik dan termahal.
Belakangan, matcha dianggap sebagai salah satu super food karena kandungan nutrisinya yang luar biasa.
Terbukti, nutrisi satu cangkir matcha sebanding dengan 10-15 cangkir teh hijau biasa.
Namun untuk menjaga keutuhan nutrisinya, disarankan menyeduh bubuk matcha dengan air bersuhu di bawah 80 derajat Celsius.
Baca juga: Tips Sederhana Mengenali Minuman Matcha Asli
Matcha memiliki kandungan katekin yang dikenal sebagai EGCC lebih tinggi, sebuah antioksidan kuat yang mampu menstabilkan radikal bebas berbahaya yang biasanya merusak sel dan memicu penyakit kronis dan kanker.
Matcha juga minim kalori tapi tetap berguna meningkatkan metabolisme dan membakar lemak.
Konsentrasi asam amino L-theanine yang tinggi juga meningkatkan kondisi relaksasi dan kesehatan kita saat minum matcha.
Itulah sebabnya matcha adalah pilihan yang jauh lebih baik dari kopi apabila kita butuh asupan kafein tapi tidak ingin boosting yang berlebihan.
Hal ini juga berkaitan dengan fakta jika matcha adalah minuman para biksu yang ingin tetap waspada sekaligus tenang saat bermeditasi.
Baca juga: Apa Saja Manfaat Matcha untuk Kesehatan?
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.