JAKARTA, KOMPAS.com - Matcha adalah minuman tradisional asal Jepang yang kerap disajikan sebagai bagian dari upacara minum teh di kalangan para bangsawan. Namun, matcha kini menjadi olahan rasa yang banyak dipakai untuk minuman atau makanan.
Founder Indonesia Tea Institute sekaligus pakar teh Ratna Somantri menjelaskan, matcha berbeda dengan teh hijau biasa. Matcha ditanam melalui proses yang khusus.
Beberapa minggu sebelum daun dipetik, tanaman matcha ditutupi terlebih dahulu untuk meminimalisasi paparan sinar matahari. Hal ini bertujuan agar tanaman mengandung polifenol tinggi sehingga daunnya lebih hijau, terasa lebih manis dan tidak terlalu pahit.
Karena kaya akan asam amino, matcha memiliki rasa gurih dan creamy yang khas atau disebut umami.
"Kalau kita bikin dari daun teh biasa dibuat jadi serbuk itu tidak akan bisa seperti matcha karena tidak melalui proses tersebut," tutur Ratna saat ditemui pada konferensi pers National Matcha Day with Matchamu di kawasan Kuningan, Jakarta Selatan, Selasa (14/1/2020).
Baca juga: Serupa tapi Tak Sama, Teh Hijau dan Matcha
Meski mudah ditemukan di pasaran, namun ternyata tak semua matcha asli. Ada banyak matcha di pasaran yang dibuat dengan bubuk teh hijau yang ditambahkan pewarna.
Lalu, bagaimana cara membedakannya?
1. Harga
Menurut Ratna, pembuatan matcha sangatlah rumit sehingga minuman matcha tidak bisa dijual dengan harga yang sangat murah.
"Kalau murah sekali, misal matcha latte Rp 5.000 sudah pasti bukan matcha," ucapnya.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.