Misalnya mendorong lingkungan kantor yang ramah orangtua dengan menawarkan pola shift yang fleksibel.
“Melahirkan seharusnya bukan urusan orang tua saja. Ini harus menjadi tanggung jawab masyarakat,” kata Yip.
Hongkong bukan satu-satunya negara di Asia yang menawarkan uang bagi penduduknya untuk bereproduksi.
Hal serupa telah dilakukan oleh pemerintah Singapura, Korea Selatan dan Jepang dengan jumlah uang yang lebih besar.
Pemerintah Singapura menawarkan uang sebesar 8.036 dolar AS, sekitar Rp 127 juta, untuk anak pertama dan kedua lalu uang 9.497 dollar AS, setara Rp 151 juta, untuk anak ketiga.
Negara dengan tingkat kelahiran 1,05 ini juga menjanjikan cuti melahirkan selama empat minggu, cuti hamil hingga 16 minggu, cuti merawat bayi yang tidak dibayar, dan keringanan pajak untuk ibu yang bekerja.
Baca juga: Singapura Umumkan Angka Kelahiran Total 2022 Turun, Apa Penyebabnya?
Sedangkan Korea Selatan yang memiliki tingkat kelahiran 0,78 memberikan insentif sebesar 518 dollar AS per bulan, sekitar Rp 8,2 juta, bagi para orangtua sampai anaknya berusia satu tahun.
Jumlahnya bahkan akan naik menjadi 740 dollar AS, sekitar Rp 11,7 juta, pada tahun depan.
Pemerintah Jepang juga menetapkan aturan serupa berupa tunjangan bulanan sebesar 107 dollar AS, setara Rp 1,7 juta, untuk setiap bayi baru lahir hingga usia dua tahun.
Orangtua yang memiliki anak berusia tiga tahun sampai SMA akan mendapatkan bantuan dana sebesar 66,7 dollar AS per bulan, sekitar Rp 1 juta.
Negeri matahari terbit ini memiliki tingkat kelahiran 1,3 yang juga tergolong rendah dan mengkhawatirkan.
Baca juga: Resesi Seks, Ini Alasan Mengapa Banyak Orang Jepang Memilih untuk Tidak Punya Anak
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.