Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

15 Tanda Orangtua yang Terlalu Kaku dan Mengekang

Kompas.com - 20/11/2023, 18:11 WIB
Sekar Langit Nariswari

Penulis

KOMPAS.com - Orangtua yang mampu bersikap tegas dan disiplin baik untuk tumbuh kembang orangtua.

Namun jangan sampai kita menjadi sosok orangtua yang terlalu kaku dan mengekang anak dengan berbagai larangan.

Perilaku tersebut malah bisa berbahaya karena mendorong anak untuk lebih sering berbohong atau menyembunyikan sesuatu dari kita.

Baca juga: Pola Asuh Orangtua yang Bikin Anak Manja

Berikut adalah ciri-ciri orangtua yang terlalu kaku dan mengekang:

Tidak ada toleransi

Kita menetapkan aturan tegas yang wajib diikuti anak, tanpa diskusi atau toleransi apa pun.

Faktanya, penting untuk menyadari bahwa selalu ada pengecualian terhadap aturan tertentu.

Daripada bersikap otoriter dalam segala hal, tunjukkan kesediaan untuk mengevaluasi perilaku anak sesuai konteks keadaannya.

Baca juga: Beda Gaya Parenting Otoriter vs Otoritatif, Mana Lebih Baik?

Anak sering berbohong

Riset membuktikan, disiplin berlebihan akan membuat anak tumbuh menjadi pembohong yang lihai.

Mereka berusaha menghindari konsekuensi dan hukuman sehingga kerap berbohong.

Larangan yang lebih banyak

Ada sejumlah kalimat yang sebaiknya tidak diucapkan orangtua kepada anak karena dapat memengaruhi perkembangan mentalnyaSHUTTERSTOCK/ANTONIODIAZ Ada sejumlah kalimat yang sebaiknya tidak diucapkan orangtua kepada anak karena dapat memengaruhi perkembangan mentalnya

Kita adalah orangtua yang kaku jika anak memiliki larangan yang terlalu banyak dibandingkan teman-temannya.

Tak ada salahnya menjadi orangtua disiplin tapi ini menandakan bahwa ekspektasi kita terlalu tinggi.

Baca juga: Jangan Cuma Melarang Anak Main Gawai, Orangtua Harus Melek Teknologi

Tidak suka hal konyol

Anak-anak dan remaja menyukai lelucon, permainan dan hal konyol lainnya.

Jika merasa hal tersebut tidak berguna atau membuang waktu, mungkin ini tandanya kita adalah strict parent.

Cobalah sedikit menikmati momen tersebut dan bersenang-senang sesekali agar bisa lebih dekat dengan anak.

Baca juga: Toxic Relationship Orangtua, Anak yang Jadi Korbannya

Sulit menoleransi orang lain

Orangtua yang kaku sering kali kesulitan menoleransi segala sesuatu mulai dari cara guru anak mengajar, sikap nenek atau kakeknya, maupun perilaku teman anaknya.

Padahal sebenarnya anak perlu juga bergaul dengan orang dewasa lain yang memiliki aturan dan jenis disiplin berbeda.

Punya banyak aturan dan larangan

Kita memiliki banyak aturan dan larangan untuk anak sehingga tanpa sadar membatasi ruang geraknya.

Sebaliknya, orangtua perlu menetapkan aturan sederhana tapi penting yang mudah diterapkan anak.

Baca juga: Jangan Melarang Anak Bermain di Luar Rumah

Anak tak punya waktu bersenang-senang

Ilustrasi anak dan ayah.DOK. Pixabay/ddmitrova Ilustrasi anak dan ayah.

Anak yang memiliki orangtua kaku biasanya menjalankan aktivitas padat dengan sedikit waktu senggang.

Agenda bermanfaat dan terjadwal memang baik untuk anak tapi mereka juga perlu memiliki waktu luang.

Baca juga: Orangtua Otoriter Hasilkan Anak Pecundang

Mengatur agar anak tidak perlu mengalami konsekuensi tertentu

Orangtua yang tegas sering kali berusaha keras mencegah anaknya melakukan kesalahan.

Padahal mereka sering kali mampu belajar dari kesalahan saat menghadapi konsekuensi yang wajar.

Sering mengomel

Kebiasaan mengomel membuat anak tidak terbiasa bertanggung jawab atas perilaku mereka.

Mereka melakukan segalanya berdasarkan omelan kita sehingga tidak akan belajar melakukan hal-hal itu sendiri.

Baca juga: Anak yang Dibesarkan oleh Ibu yang Doyan Mengomel Lebih Sukses?

Kerap memerintah

Ilustrasi orangtua dan anak.Freepik/ DCStudio Ilustrasi orangtua dan anak.

Kita memberikan perintah pada anak terhadap semua hal termasuk cara mereka duduk, bocara, dll.

Kecenderungan ini menunjukkan sikap otoriter yang akan membuat anak berusaha mengabaikan kita.

Batasi perintah kita hanya pada hal yang paling penting agar anak paham inti tujuannya.

Baca juga: Apa Penyebab Anak Tak Pedulikan Larangan Orangtua?

Tidak memberikan pilihan

Orangtua yang kaku dan mengekang sering kali memaksakan perintah pada anak, bukannya memberikan pilihan atau menanyakan pendapat mereka.

Memberi anak-anak sedikit kebebasan, terutama ketika kedua pilihan itu baik, bisa sangat membantu dalam membangun disiplin.

Baca juga: 8 Pengasuhan Gaya Jepang yang Ajarkan Disiplin pada Anak Sejak Dini

Tidak membebaskan anak

Orangtua yang terlalu tegas memaksa anak melakukan segala sesuatu dengan caranya.

Padahal ada kalanya anak-anak tidak membutuhkan bimbingan orang dewasa sehingga penting untuk memberikan fleksibilitas dan kreativitas.

Mengutamakan hasil daripada usaha

Orangtua yang kaku biasanya tidak memberikan banyak pujian.

Mereka menyimpan afirmasinyauntuk kesempurnaan hasil, bukan usaha.

Misalnya menuntut anak mendapatkan nilai 100 saat ujian, bukannya fokus pada upaya mereka untuk giat belajar.

Baca juga: Seberapa Penting Pendidikan Seks untuk Anak?

Memberikan ancaman berlebihan

Ancaman sering kali dipakai oleh orangtua yang terlalu kolot, khususnya yang sifatnya berlebihan.

Misalnya, mengancam membuang semua mainannya jika anak tidak membereskan kamar.

Baca juga: 5 Cara Menghindari Kebiasaan Mengancam Anak

Hindari membuat ancaman yang tidak siap kita tindak lanjuti dan pastikan konsekuensinya adalah mendisiplinkan, bukan menghukum.

Fokus pada pembelajaran

Ilustrasi orangtua dan anak.Vecteezy/ Srinrat Wuttichaikitchar Ilustrasi orangtua dan anak.

Orangtua yang kaku sering kali mengubah setiap aktivitas menjadi semacam kewajiban.

Anak-anak tidak bisa mewarnai gambar tanpa ditanyai tentang warnanya, atau mereka tidak bisa bermain dengan rumah boneka kecuali mereka selalu diingatkan tentang penempatan furnitur yang tepat.

Bermain itu sendiri memberikan kesempatan untuk berimajinasi dan berkreasi serta dapat menjadi pelarian dari struktur dan rutinitas norma

Baca juga: 5 Sikap Disiplin yang Harus Diterapkan Orangtua pada Anak

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com