Jadi Orangtua, Gen Z Khawatir jika Anak Pegang Gadget

KOMPAS.com - Generasi Z tumbuh dan berkembang di era teknologi yang begitu pesat.

Tetapi, ketika menjadi orangtua, kalangan gen Z justru mulai khawatir dalam mengasuh anak, khususnya saat anak-anak mereka lekat dengan gadget.

Dilansir dari laman SCMP, orangtua gen Z semakin menyadari dampak screen time atau waktu menggunakan gadget bagi tumbuh kembang anak.

Salah satunya pengguna TikTok @gabesco yang memiliki 2,9 juta pengikut di platform tersebut.

Dia mengunggah video dengan topik kekhawatiran dampak screen time pada anak yang sudah ditonton 16 juta kali.

Dalam video itu, dia menegur "anak-anak iPad", terkadang dengan menirukan perilaku mereka sendiri.

Dia mengatakan, anak-anak iPad akan berteriak ketika gadgetnya diambil, minat yang rendah untuk berkomunikasi dengan orang lain, hingga tidak tahu cara bermain dengan mainan lainnya.

"Saya ingin semua orang dari generasi saya berjanji untuk tidak membesarkan anak-anak-anak iPad," katanya dalam video itu.

Baca juga: Media dan Hiburan Jadi Industri Paling Dicari Gen Z untuk Berkarier 

"Anak-anak iPad" merupakan istilah yang merujuk pada anak yang dibesarkan tanpa batasan screen time. Topik ini cukup banyak dibahas di media sosial.

Dalam video itu, dia juga menyindir pada orangtua  yang menenangkan anak mereka dengan gadget, alih-alih memberikannya perhatian penuh.

"Anda membesarkan gen Alpha, dan mereka berperilaku aneh dan buruk," paparnya.

Sentimen serupa juga digaungkan secara online oleh pengguna TikTok dan orangtua gen Z lainnya.

Seperti @hopeyoufindyourdad, pada kontennya, dia mengatakan telah menjadi pengasuh anak-anak yang dibesarkan dengan waktu screen time yang tidak dibatasi.

Anak-anak ini, katanya, menunjukkan perilaku yang tidak tertarik pada aktivitas kreatif.

"Jika orangtua mengambil iPad dari tangan anak-anak, mereka tidak hanya akan mengamuk, tapi juga akan mulai memukul secara fisik," ujarnya.

Baca juga: Gen Z Mengalami Lebih Banyak Kesulitan di Usia Dewasa Dibanding Orangtua Mereka, Menurut Survei 

Pexels / OCD Ilustrasi screen time pada anak berlebihan bisa tingkatkan risiko OCD

Sophie Puchulu, kreator TikTok dengan 1,5 juta pengikut, turut berbagi pengalamannya.

Dalam videonya yang sudah diputar 1,4 juta kali, dia mengatakan telah terpapar konten dewasa di usia muda karena dia tumbuh dengan akses internet yang kurang dibatasi regulasinya.

"Pria dewasa mengirim pesan ke saya dan saya mengirimkan kembali gambar-gambar yang tidak pantas kepada mereka. Saat itu saya tidak menyangka kalau itu aneh,"

"Jika Anda adalah orangtua, Anda perlu memeriksa ponsel anak-anak, tidak peduli seberapa besar Anda memercayai mereka," tambah Puchulu.

Baca juga: Gen Z Terlalu Aktif Bicarakan Trauma di Media Sosial, Pahami Risikonya 

Freepik Beberapa studi menunjukkan bahwa penggunaan media sosial mendorong eksploitasi pada anak-anak. Itu dapat menyebabkan pelecehan online dan depresi.

Durasi anak menggunakan gadget sudah menjadi perdebatan yang berlangsung lama. Pada dasarnya yang dikhawatirkan adalah durasinya.

Sebuah penelitian di tahun 1999 hingga 2014 tentang bagaimana screen time anak memengaruhi perilaku mereka mengungkap, anak-anak yang terlalu banyak menatap layar memiliki kualitas tidur yang buruk.

Sementara itu, pada penelitian di tahun 2019 dari Kanada juga meneliti 2.400 anak berusia 2 sampai 3 tahun.

Pada studi tersebut ditemukan, anak-anak yang terlalu banyak menghabiskan waktu di depan gadget cenderung memiliki hasil tes yang buruk pada perkembangan anak usia dini.

American Academy of Pediatrics juga merekomendasikan bagi orangtua agar memberi aturan yang berfokus untuk menghindari konten tertentu dan orangtua diimbau agar turut menonton konten bersama anak agar lebih aman.

Baca juga: TikTok Bakal Batasi Screen Time Anak di Bawah 18 Tahun