JAKARTA, KOMPAS.com - Minuman manis seringkali menjadi minuman favorit anak-anak, salah satunya karena diberi perisa yang beragam.
Namun, di balik manisnya minuman tersebut, ada bahaya gula berlebih yang mengintai. Maka dari itu, konsumsi makanan ataupun minuman manis perlu dibatasi.
Baca juga:
Jika tak dibatasi dan dibiarkan terus-menerus, dampaknya bisa negatif. Berikut sejumlah efek buruk minum minuman manis yang berpotensi terjadi pada anak menurut dokter spesialis anak dr. I Gusti Ayu Nyoman Pratiwi, Sp.A, MARS.
Anak yang terbiasa makan makanan manis dan minum minuman manis cenderung tak doyan makan ataupun cepat kenyang.
“Minum (minuman) manis pada bayi atau anak mengundang banyak masalah, salah satunya anak jadi tak mau makan dan selalu kenyang karena kadar gula di darahnya meningkat,” jelas Tiwi, sapaan akrabnya, kepada Kompas.com di Jakarta Pusat, Sabtu (27/1/2024).
Ia melanjutkan, meningkatnya kadar gula di darah akan menghilangkan rasa lapar anak.
Baca juga:
Tak hanya menghilangkan rasa lapar, kebiasaan mengonsumsi gula berlebih sangat berpotensi menimbulkan karies gigi pada anak.
Diketahui, karies gigi adalah kerusakan lapisan struktur gigi yang terjadi secara bertahap.
“Kebiasaan minum manis tak disertai habit sikat gigi juga mengundang karies,” tambah Tiwi.
Oleh karena itu, ia pun mengimbau para orangtua untuk menanamkan kebiasaan menyikat gigi tiap selesai makan atau sebelum tidur, setelah mengonsumsi makanan atau minuman manis.
Baca juga: 7 Tanda Kita Terlalu Banyak Mengonsumsi Gula
View this post on Instagram
Istilah sugar rush sering dikenal sebagai kondisi seseorang akan menjadi lebih aktif atau hiperaktif setelah mengonsumsi makanan atau minuman manis.
“Anak yang sering konsumsi manis akan menjadi lebih aktif atau hiperaktif, dan bahkan terkadang hingga sulit tidur,” tutur dokter Tiwi.
Nantinya, lanjut Tiwi, kondisi ini akan membuat anak menjadi kelelahan.
Baca juga:
Terakhir adalah munculnya penyakit, seperti sakit tenggorokan dan batuk.
Menurut Tiwi, hal ini terjadi karena kandungan gula yang dikonsumsi akan menyebabkan inflamasi.
“Ini terjadi pada anak yang sensitif terhadap rasa manis sehingg mereka cenderung lebih mudah terkena inflamasi di tenggorokan, hingga jadi batuk,” ucapnya.
Tiwi pun mengimbau para orangtua untuk mengurangi konsumsi makanan dan minuman manis pada anak, agar kebiasaan ini tak terbawa hingga dewasa, dan menimbulkan efek buruk kemudian hari.
Baca juga: 6 Camilan Sehat Pengganti Makanan Manis
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.View this post on Instagram