Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 12/02/2024, 08:35 WIB
Wisnubrata

Editor

KOMPAS.com - Stres dapat membuat kita tegang, cemas, sedih, atau tidak bersemangat. Namun tahukah kamu bahwa stres juga bisa meninggalkan bekas di siku, pergelangan kaki, bahu, dan area tubuh lainnya?

Ya, stres dapat memicu eksim yang membuat kulit kering, teriritasi, dan sangat gatal. Bila kondisinya parah, bisa jadi luka eksim akan meninggalkan bekas.

Bagaimana stres menyebabkan timbulnya eksim yang mengganggu ini? Dan yang lebih penting, bisakah hal ini dihentikan? 

Hubungan antara stres dan eksim

Bayangkan bagaimana tubuh bereaksi selama masa-masa stres. Detak jantung melonjak, pernapasan menjadi lebih dalam, dan pikiran tidak bisa fokus.

Respons alami ini dipicu oleh lonjakan hormon, termasuk kortisol (alias hormon stres). Banjir kortisol ini bisa mencapai dan mempengaruhi kulit, serta hampir setiap organ di tubuh kita.

Stres juga menyebabkan tubuh melepaskan histamin, zat kimia dalam sistem kekebalan tubuh yang umumnya berhubungan dengan reaksi alergi. Rasa gatal yang ditimbulkan oleh histamin dapat memicu eksim.

Selain itu, peningkatan produksi imunoglobulin E (IgE) sebagai respons terhadap stres dapat menambah rasa gatal. (Ini adalah antibodi yang sama yang dilepaskan ketika kita mengalami reaksi alergi.)

Baca juga: Eksim dan Stres, Apa Kaitannya?

Intinya? “Stres memicu serangkaian reaksi yang dapat mempengaruhi kulit kita,” kata dokter kulit Gowri Kabbur, MD. “Jadi, ketika kita stres secara internal, hal itu bisa bermanifestasi di kulit kita secara eksternal sebagai eksim. Ini adalah tanda nyata dari respons stres di tubuh kita.”

Bagaimana stres mempengaruhi kulit kita

Kulit berfungsi sebagai garis pertahanan antara tubuh bagian dalam denga bakteri serta kuman di dunia luar. Penghalang epidermal ini memiliki mikrobioma kompleks dengan minyak dan kelembapan yang menjaga kesehatan kulit.

Stres dapat merusak mikrobioma dan keseimbangannya. Ingat kortisol yang mengalir di tubuh saat kita stres? Hormon tersebut mengubah produksi minyak kulit sehingga dapat membuat kulit kering dan teriritasi.

Gejala eksim meliputi:

  • Kulit kering, bersisik atau berkerak.
  • Rasa gatal.
  • Ruam, benjolan dan bengkak.
  • Bercak kulit yang tebal dan kasar.

“Semakin stres seseorang, ruam eksim cenderung semakin parah,” kata spesialis kedokteran keluarga Saadia Hussain, MD. “Ada hubungannya di sana.”

Apakah beberapa orang lebih rentan terhadap eksim akibat stres?

Jika kamu menderita eksim dan sering kambuh, stres mungkin akan lebih mudah memicu kemunculannya kembali. Namun stres yang tinggi dapat menyebabkan eksim pada mereka yang belum pernah mengalami kondisi tersebut.

“Jika ada pemicu stres yang besar, hal ini dapat menyebabkan respons eksim pada siapa pun,” catat Dr. Kabbur.

Baca juga: Penderita Eksim Berisiko Alami Kecemasan dan Depresi

Eksim dan kesehatan emosional kita

Ada hubungan yang pasti antara eksim dan kondisi kesehatan mental dan emosional. Faktanya, penelitian melaporkan bahwa lebih dari 30% penderita eksim juga didiagnosis menderita kecemasan atau depresi.

“Jika kamu menghadapi kondisi kulit kronis yang terlihat jelas dan sangat gatal, maka itu dapat berdampak pada banyak aspek kehidupanmu,” kata Dr. Kabbur. “Hal ini dapat berdampak pada tidur, suasana hati, bahkan dapat menyebabkan orang menghindari acara sosial karena malu atau tidak nyaman.”

Dan begitu eksim muncul, kegelisahan yang ditimbulkannya dapat memperburuk kecemasan atau depresi. “Ini bisa menjadi lingkaran setan,” lanjutnya. “Itulah mengapa sangat penting untuk mengambil langkah-langkah untuk memutus siklus tersebut.”

Mengelola stres untuk mengelola eksim

Menjaga tingkat stres tetap terkendali dapat membantu kita mengelola (dan semoga menghilangkan) gejala eksim. Jadi, apa yang bisa kamu lakukan? Dr Hussain dan Dr Kabbur punya beberapa saran.

Olahraga

Olahraga menghasilkan endorfin, hormon perasaan senang yang dapat membuat pikiran lebih positif. “Olahraga secara teratur setidaknya 150 menit dalam seminggu, saya sangat mendorong hal itu,” Dr. Hussain menekankan.

Jenis aktivitas apa pun yang kamu sukai dapat memicu endorfin. Latihan dengan intensitas lebih tinggi yang membuat jantung lebih terpompa akan memberikan dosis endorfin yang lebih besar ke tubuh kita.

Namun ada satu tip: “Mandilah setelah berolahraga (tunggu sampai keringat mengering ya) untuk membilas keringat dan menghindari iritasi kulit tambahan,” saran Dr. Kabbur. Gunakan air hangat dan hindari air panas agar eksim tidak semakin parah.

Sesuaikan pola makan 

Stres mendorong peradangan di dalam tubuh, yang dapat menyebabkan eksim. Apa yang kamu makan dapat menambah masalah tersebut.

Menerapkan pola makan anti inflamasi dapat membantu kita mengatasi gejala stres dan eksim. Artinya pilihlah buah-buahan, sayuran, kacang-kacangan dan ikan. Cobalah untuk membatasi asupan karbohidrat dan gula tambahan.

“Pola makan kaya karbohidrat dan kaya gula tidak akan membantu mengatasi stres atau eksim,” Dr. Hussain memperingatkan.

Baca juga: 5 Tips Berpakaian bagi Penderita Eksim demi Cegah Kekambuhan

Dapatkan tidur cukup

Mendapatkan tidur malam yang nyenyak saat kamu stres sembari mengatasi rasa gatal akibat eksim tidaklah mudah — tetapi ini penting. Berusahalah untuk menetapkan rutinitas dan lingkungan tidur yang stabil agar kamu bisa tidur tujuh hingga sembilan jam setiap malam.

“Ini dapat membantu tubuh mengatur ulang dan memperbaiki diri dan akan membuat perbedaan besar pada perasaan kita,” kata Dr. Kabbur.

Gunakan teknik relaksasi

Berlatih meditasi dan mindfulness dapat membantu kita merasa lebih rileks, terpusat, dan terhubung dengan batin — yang semuanya dapat mengurangi tingkat stres. 

Yoga juga bisa mengurangi stres, atau lakukan teknik pernapasan yang menenangkan. Bahkan sekedar mendengarkan musik bisa meredakan ketegangan kita.

“Menemukan kedamaian batin dapat membantu mengurangi stres internal yang mungkin menjadi penyebab munculnya eksim,” kata Dr. Kabbur. “Ada begitu banyak pilihan dan cara untuk dijelajahi agar bisa rileks dan menjernihkan pikiran.”

Baca juga: Sering Dikhawatirkan, Benarkah Eksim Bisa Menular?

Carilah dukungan

Terkadang, orang membutuhkan bantuan dari luar. Berkonsultasi dengan terapis dapat membantu kita mengidentifikasi apa yang menyebabkan stres dan bagaimana mengatasinya.

“Terapi dapat memberikan alat yang dapat kita gunakan untuk mengelola faktor-faktor yang berkontribusi terhadap stres dan eksim Anda,” saran Dr. Kabbur. 

Apa pun keputusan yang kamu ambil, cobalah untuk tidak mengabaikan stres yang kamu alami atau memendamnya. 

“Saat kamu memendam stres, tubuh akan bereaksi dengan memanifestasikan dirinya dalam beberapa cara,” kata Dr. Hussain. “Salah satunya menjadi eksim yang mulai muncul.”

Kesimpulan

Mengukur hubungan stres dan dampaknya terhadap kesehatan kita tidaklah mudah, karena setiap orang memiliki ketahanan berbeda.

“Stres tidak dapat diukur – ini bukanlah sesuatu yang dapat kita uji seperti yang kita lakukan untuk diabetes atau tekanan darah,” catat Dr. Hussain. “Tetapi stres mempengaruhi hampir semua hal di tubuh, termasuk kulit.”

Tidak ada cara pasti untuk menghubungkan stres dengan serangan eksim. Kondisi kulit dapat dipicu oleh banyak hal, mulai dari cuaca, sabun, deterjen, hingga apa yang kita makan dan, sekali lagi, kesehatam mental kita.

Hussain dan Dr. Kabbur sama-sama merekomendasikan untuk membuat catatan harian untuk mencari hubungan antara munculnya eksim dan apa yang terjadi dalam hidupmu.

“Catat apa yang terjadi saat kamu mengalami eksim,” kata Dr. Kabbur. “Cara ini mungkin bisa menunjukkan apakah ada pemicu yang berulang, seperti suasana hati, stres, pemakaian produk tertentu, cuaca, dan lainnya. Bila penyebabnya ditemukan, kita bisa mengakhiri siklus eksim.”

Baca juga: Makanan yang Perlu Dikonsumsi dan Dihindari Penderita Eksim

 
 
 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 

A post shared by KOMPAS Lifestyle (@kompas.lifestyle)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com