KOMPAS.com - Sejalan dengan perkembangan teknologi, mencari pasangan dapat dilakukan melalui aplikasi kencan online. Sayangnya, masih dijumpai bentuk perilaku kejahatan melalui aplikasi kencan online yang menyasar pengguna.
Dalam survei terbaru dari Populix yang bertajuk Indonesian Usage Behavior and Online Security on Dating Apps, terungkap bahwa 409 responden pengguna aplikasi kencan online, mengaku mengalami kejadian tidak menyenangkan melalui platform tersebut.
Baca juga:
Eileen Kamtawijoyo, COO & Co-Founder Populix, menuturkan, jumlah responden yang mengalami kejadian tidak menyenangkan tersebut setara dengan dengan 56 persen, dari total 732 responden pengguna aplikasi kencan online yang disurvei.
“Survei mengungkap 56 persen responden menyatakan pernah mengalami kejadian tidak menyenangkan di aplikasi kencan online,” ujarnya dalam keterangan resmi yang diterima Kompas.com, dikutip Jumat (1/3/2024).
Survei Populix juga mengungkapkan bahwa kejadian kurang menyenangkan tersebut, mendorong pengguna aplikasi kencan online lebih berhati-hati dalam berinteraksi di platform.
Mayoritas responden mengatakan, akan mengecek profil secara menyeluruh sebelum memulai percakapan yang lebih serius. Selain itu, mayoritas pengguna aplikasi kencan online juga tidak membagikan informasi pribadi kepada orang yang baru dikenal maupun mencantumkannya pada laman profil.
Sebelum memutuskan untuk bertemu secara langsung, mayoritas pengguna aplikasi kencan online juga akan membangun komunikasi dan mengecek profil media sosial terlebih dahulu.
“Hal ini menunjukkan keinginan untuk membangun keakraban dan kepercayaan dengan orang yang baru mereka temui di aplikasi, sebelum melangkah lebih jauh,” imbuh Eileen.
Baca juga:
View this post on Instagram
Lantas, apa saja perilaku kurang menyenangkan yang dijumpai di aplikasi kencan online? Berikut rinciannya berdasarkan hasil survei Populix.
Sebanyak 71 persen responden yang mengalami perilaku tidak menyenangkan di aplikasi kencan online, mengaku tertipu dengan profil beberapa pengguna.
Sebanyak 52 persen responden yang mengalami perilaku tidak menyenangkan di aplikasi kencan online, mengaku mendapatkan ucapan menggunakan bahasa tidak sopan atau kasar dari pengguna lain.
Populix mencatat, mayoritas korbannya adalah pengguna perempuan.
Sebanyak 30 persen responden yang mengalami perilaku tidak menyenangkan di aplikasi kencan online, mengaku mendapatkan pelecehan seksual dari pengguna lain.
Populix mencatat, mayoritas korbannya adalah pengguna perempuan.
Aplikasi kencan online ternyata dimanfaatkan sebagian pengguna sebagai tempat melakukan affair alias perselingkuhan. Populix mencatat, pengguna yang mengalami pengalaman kurang menyenangkan berupa perselingkuhan sebanyak 23 persen.
Jika menilik latar belakang responden survei Populix ini, ternyata 33 persen diantaranya berstatus menikah dan mempunyai anak. Sementara, 7 persen berstatus menikah tapi belum memiliki anak.
Sebagian pengguna juga memanfaatkan aplikasi kencan online untuk melakukan penipuan uang alias money fraud.
Jumlah responden yang mengaku mengalami kejahatan tersebut sebanyak 22 persen, dari total responden yang mendapati perilaku tidak menyenangkan di aplikasi kencan online
Aplikasi kencan online juga bisa disalahgunakan untuk melakukan cyberstalking alias menguntit seseorang di dunia maya.
Jumlah responden yang menjadi korban cyberstalking sebanyak 21 persen, dari total responden yang mendapati perilaku tidak menyenangkan di aplikasi kencan online
Sebanyak 21 persen responden mengaku sebagai korban doxing atau pencurian identitas melalui aplikasi kencan online.
Baca juga: