Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Apa Itu Tufting? Cara Self Healing yang Populer di Google

Kompas.com - 17/03/2024, 17:07 WIB
Ryan Sara Pratiwi,
Nabilla Tashandra

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Baru-baru ini, Google Indonesia memaparkan beberapa kata kunci atau keyword yang banyak ditelusuri oleh masyarakat selama tiga bulan terakhir.

Salah satu kata kunci yang masuk dalam daftar pencarian terbanyak adalah "carpet tufting".

Adapun tufting merupakan seni merajut asal Inggris yang biasanya menggunakan alat seperti pistol untuk membuat sebuah karya atau dikenal sebagai tufting gun.

Baca juga:

Meski bisa menghasilkan banyak karya seni, namun teknik tufting ini seringkali dipergunakan untuk membuat karpet hingga selimut.

Cara self healing yang menyenangkan

Seiring berkembangnya zaman, tufting pun semakin populer dan diminati anak-anak muda untuk mengisi waktu luang mereka.

Menurut Facile Hanif, pendiri tempat tufting pertama di Indonesia bernama Life is Tuft, tufting mulai menjadi tren di Indonesia pada tahun 2023 lalu.

Baca juga: Niat Healing Malah Pening? Waspada Post Holiday Blues

Berawal dari tren di media sosial, tufting kemudian membuat anak-anak muda terutama Gen Z penasaran untuk mencoba.

"Memang tujuan tufting itu sebenarnya untuk memudahkan industri karpet, namun semakin ke sini, karena tufting itu juga mengandung unsur seni makanya viral orang-orang bisa bikin apa saja dari tufting," katanya kepada Kompas.com saat ditemui usai acara Google bertajuk "Ini Ramadan Kita" di Jakarta, Kamis (14/3/2024).

Beberapa hasil karya seni tufting dari studio Life isTuft yang dipamerkan saat acara Google bertajuk Ini Ramadan Kita di Jakarta, Kamis (14/3/2024).KOMPAS.com/RYAN SARA PRATIWI Beberapa hasil karya seni tufting dari studio Life isTuft yang dipamerkan saat acara Google bertajuk Ini Ramadan Kita di Jakarta, Kamis (14/3/2024).

Facile menyebutkan bahwa tufting kini bukan hanya aktivitas yang sekadar viral, tetapi juga media bagi anak-anak muda untuk terapi atau self healing.

Berdasarkan data mengenai kesehatan mental yang ia temukan, Facile mengatakan ada 95 persen anak muda yang datang ke terapis dan berkonsultasi, tetapi hanya empat sampai lima orang yang merasa terbantu.

Baca juga: Cara Melatih Pikiran untuk Healing dari Kecemasan dan Depresi

Hal ini disebabkan karena konseling ke terapis dirasa membosankan sehingga anak-anak muda membutuhkan terapi yang lebih menyenangkan seperti tufting.

"Tufting ini bisa dibilang 'art therapy', di mana teknik atau cara melakukannya pun dengan menembak, jadi tidak membosankan," terangnya.

Berlokasi di kawasan Pondok Indah, Jakarta Selatan, studio Life is Tufting kerap menjadi tempat self healing bahkan juga tempat kencan Gen Z.

Baca juga: Cara Healing dari Trauma, Apa yang Perlu Dilakukan?

Ada dua kelas utama yang tersedia di tempat. Pertama adalah kelas workshop untuk membuat karpet berukuran besar. Kedua adalah kelas tufting untuk membuat barang-barang berukuran lebih kecil.

"Banyak juga sekarang yang tufting untuk bikin casing ponsel, bando, gambar di tas atau totebag, dan lagi naik daun juga ada desain untuk sepatu," imbuhnya.

 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 

A post shared by KOMPAS Lifestyle (@kompas.lifestyle)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com