KOMPAS.com - Anak laki-laki yang beranjak dewasa kerap menjadi individu yang susah diatur. Oleh sebab itu, menasihati anak laki-laki yang susah diatur menjadi tantangan tersendiri bagi orangtua.
Orangtua perlu mengetahui cara menasihati anak laki-laki yang susah diatur. Dengan demikian, pesan yang ingin disampaikan orangtua kepada anak laki-laki tersampaikan dengan baik.
Baca juga:
Sebelum menasihati anak laki-laki yang susah diatur, orangtua perlu mengetahui penyebabnya. Menariknya, ada alasan ilmiah di balik tindakan para remaja tersebut.
Melansir dari The Center for Men's Excellence, struktur otak berkembang sebesar 95 persen pada usia enam tahun. Namun, ada sejumlah fungsi yang tidak terhubung pada masa tersebut, salah satunya korteks prefrontal.
Ini adalah bagian otak yang berfungsi untuk membentuk penilaian, mengevaluasi hasil, konsekuensi tindakan, dan mengendalikan emosi.
Akibatnya, remaja cenderung mudah frustrasi, bertindak impulsif, dan mudah mengalami perubahan suasana hati. Jika orangtua mampu memahami mengapa perilaku anak laki-laki remaja tidak dapat dikendalikan, maka akan lebih mudah bagi orangtua untuk berempati dan bersabat, sehingga dapat menemukan solusi sesuai kondisi anak-anak.
Psikolog Samanta Elsener menuturkan, orangtua hendaknya menasihati anak remaja laki-laki menggunakan bahasa yang mudah dipahami.
“Orangtua perlu menggunakan bahasa gaul anak dan mengetahui apa saja yang disukai anak,” ujarnya dikutip dari Kompas.com, Selasa (19/3/2024).
Melansir dari Psychology Today, orangtua hendaknya melakukan komunikasi komunikasi asertif. Artinya, komunikasi dilakukan secara terbuka, tetap tegas dan tenang, namun tidak menyakiti hati lawan bicaranya, dalam hal ini adalah anak laki-laki.
Baca juga:
Meskipun anak laki-laki susah diatur, namun orangtua tidak perlu menasihati anak remaja laki-laki dengan menceramahinya panjang lebar. Selain itu, hindari nasihat yang bertele-tele.
“Jangan dinasihati panjang dengan ceramah, melainkan dirangkul melalui hobi atau aktivitas yang seru bersama anak,” papar Samanta.
Melansir dari The Guardian, perumpamaan menceramahi anak remaja laki-laki adalah berteriak dalam kehampaan, karena tidak efektif.
Sebaiknya, orangtua mempelajari bagaimana cara membangun komunikasi efektif dengan anak remaja laki-laki, seperti membangun hubungan baik, pemilihan waktu bicara, nada suara, dan menghindari kontak mata.
View this post on Instagram