Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Suka Memakai Loofah Saat Mandi? Perhatikan Kebersihannya

Kompas.com - 04/04/2024, 14:14 WIB
Wisnubrata

Editor

KOMPAS.com - Saat mandi, banyak orang --terutama perempuan-- membekali diri mereka dengan berbagai perlengkapan, termasuk sabun mandi, sabun muka, krim, gadget, penggosok, dan kadang-kadang loofah.

Loofah sejak lama dipakai untuk membersihkan kulit dan membantu mengikis kulit mati dan kotoran yang menempel. Namun pernahkah kamu bertanya-tanya: Apakah loofah itu buruk? Apakah loofah mengandung bakteri? Apakah loofah higienis?

Jawabannya mungkin tidak sesuai harapan. Berdasarkan sifatnya, spons loofah memiliki banyak sudut, lubang, dan celah, serta sangat berpori. Saat orang menggunakan loofah untuk menggosok sel kulit mati, sel-sel tersebut akan tersangkut di sudut dan celah tersebut. Hal ini memicu berkembangnya bakteri, kata dokter kulit Melissa Piliang, MD.

Namun bukan berarti kita tidak boleh menggunakannya — kamu hanya perlu tahu cara menjaganya tetap bersih. Dr Piliang berbagi cara membersihkan loofah dan berapa lama loofah bertahan.

Baca juga: Mandi Menggunakan Loofah Bisa Bikin Kulit Iritasi

Fakta tentang loofah

Loofah alami terbuat dari labu tropis yang dikeringkan, sedangkan loofah sintetis terbuat dari plastik. Apa pun jenisnya, ada peluang bagi bakteri dan benda kotor lainnya untuk menetap di loofah kita.

“Loofah digunakan di lingkungan basah dan kita menggantungnya di kamar mandi, yang juga merupakan lingkungan basah. Karena loofah tidak pernah benar-benar kering, maka loofah adalah tempat berkembang biak yang subur bagi bakteri,” ujar Dr Piliang.

Apa saja jenis bakteri yang mungkin ditemukan pada loofah? 

  • bakteri E.coli.
  • Bakteri Pseudomonas aeruginosa.
  • Bakteri stafilokokus.
  • bakteri streptokokus.
  • Loofah juga mengandung organisme jamur yang bisa menyebabkan infeksi kulit.

“Itulah mengapa penting untuk menjaga kebersihan loofah, menggantinya secara teratur, dan menggunakannya dengan lembut — jangan menggosok kulit terlalu keras,” Dr. Piliang menekankan.

Baca juga: 5 Bagian Tubuh yang Kerap Terlewatkan Saat Mandi

Cara menjaga kebersihan loofah

Kamu mungkin suka memaka loofah, tetapi tidak ingin hal-hal kotor yang tersembunyi di dalam loofah tetap ada. Lantas, bagaimana cara merawat loofah yang benar? Dr Piliang menawarkan beberapa tips:

Keringkan setiap hari. Bilas loofah dengan baik setelah digunakan. Goyangkan hingga bersih dan gantung di tempat yang sejuk — mungkin bukan di kamar mandi — agar bisa lebih mudah mengering.

Hindari menggunakannya selama beberapa hari setelah bercukur. Bakteri dapat masuk ke kulit melalui goresan atau luka apa pun, jadi sebaiknya tidak menggunakan loofah selama beberapa hari setelah mencukur bulu kaki atau bulu lain. Tidak ada alasan untuk menggunakan loofah lebih dari dua kali seminggu, kata Dr. Piliang.

Jangan pernah menggunakannya di wajah atau di area genital. Bagian tubuh itu sensitif. “Lagipula kita tidak ingin menggosoknya,” tambahnya.

Bersihkan setiap minggu. “Apa pun loofah yang digunakan, kamu harus membersihkannya setidaknya seminggu sekali,” ujar Dr. Piliang. Caranya, rendam dalam larutan pemutih encer selama 5 menit lalu bilas hingga bersih. Atau masukkan ke dalam mesin pencuci piring.

Seberapa sering kita harus mengganti loofah?

Piliang memberikan panduan berikut: “Jika kamu memiliki loofah alami, kamu harus menggantinya setiap tiga hingga empat minggu. Kalau punya yang plastik, bisa bertahan dua bulan.”

Dan perhatikan penampilan dan baunya, catatnya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com