Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 07/04/2024, 14:40 WIB
Ulfa Arieza

Penulis

KOMPAS.com - Memiliki berat badan ideal adalah impian setiap orang, baik laki-laki maupun perempuan. Tidak hanya menunjang penampilan, berat badan ideal juga berkaitan dengan alasan kesehatan yakni menghindari obesitas.

Setiap orang pastinya ingin mengetahui, apakah berat badannya sudah ideal? Untuk mendapatkan jawaban tersebut, simak ulasannya berikut ini dilansir dari Kementerian Kesehatan, Siloam Hospitals, dan Medical News Today.

Baca juga: 10 Penyebab Paling Umum Orang Sulit Menurunkan Berat Badan

Tabel berat badan laki-laki dari Kemenkes 

Kementerian Kesehatan melalui Direktorat Jenderal Kesehatan Masyarakat (Ditjen Kesmas) menyusun tabel berat badan yang disarankan untuk laki-laki. Kemenkes mengategorikan bentuk badan menjadi tiga, yakni bentuk badan kecil, sedang, dan besar. 

Berat badan laki-laki yang disarankan oleh Kementerian Kesehatan tersebut, juga dibagi berdasarkan tinggi badan.

Berikut tabelnya disadur dari situs Direktorat P2PTM Kementerian Kesehatan.

Tabel berat badan laki-laki yang disarankan oleh Direktorat Jenderal Kesehatan Masyarakat (Ditjen Kesmas) Kementerian KesehatanDok. Direktorat P2PTM Kementerian Kesehatan Tabel berat badan laki-laki yang disarankan oleh Direktorat Jenderal Kesehatan Masyarakat (Ditjen Kesmas) Kementerian Kesehatan

Indeks Massa Tubuh (IMT) dan kategorinya 

Selain mengacu tabel dari Kemenkes di atas, masyarakat juga bisa melihat kategori berat badan dengan cara mengukur Body Mass Indexs (BMI) atau Indeks Massa Tubuh (IMT).

BMI atau IMT merupakan alat untuk mengukur berat badan seseorang dibandingkan dengan tinggi badannya, dilansir dari Medical News Today. Hasil dari perhitungan BMI atau IMT tersebut memberikan sebuah angka yang dapat dikategorikan berdasarkan berat badan. 

Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) AS, membagi kategori berat badan berdasarkan hasil perhitungan BMI atau IMT, sebagai berikut. 

  • IMT kurang dari 18,5 menunjukkan berat badan kurang (underweight)
  • IMT antara 18,5 dan 24,9 menunjukkan berat badan yang sehat (healthy weight)
  • IMT antara 25 dan 29,9 mengindikasikan kelebihan berat badan (overweight)
  • IMT 30 atau lebih mengindikasikan obesitas.

Baca juga: 11 Kebiasaan Sehat yang Membuat Berat Badan Bertambah

 
 
 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 

A post shared by KOMPAS Lifestyle (@kompas.lifestyle)

Ilustrasi berat badan ideal laki-lakiFREEPIK/RAWPIXEL.COM Ilustrasi berat badan ideal laki-laki

Rumus menghitung IMT 

Lantas, bagaimana cara menghitung BMI atau IMT tersebut? 

Melansir dari situs Siloam Hospitals, cara menghitung BMI atau IMT, terbagi menjadi dua jenis berdasarkan pengukurannya, yaitu pengukuran metrik dan imperial.

Ilustrasi berat badan ideal laki-lakiFreepik Ilustrasi berat badan ideal laki-laki

Namun, pada umumnya di Indonesia menggunakan pengukuran metrik, karena menggunakan satuan kilogram (kg) untuk mengukur berat badan dan meter untuk mengukur tinggi badan. 

Rumus pengukuran BMI atau IMT metrik adalah sebagai berikut: 

[berat badan (kg) : (tinggi badan(m)) kuadrat], atau

[berat badan (kg) : (tinggi badan (m) x tinggi badan (m))]

Contohnya, kamu memiliki berat badan 60 kg dengan tinggi badan 150 cm (1,5 m), maka cara menghitung BMI atau IMT meterik adalah sebagai berikut:

BMI = 60 : (1,5 x 1,5) = 60 : 2,25 = 26,6

Jadi, hasil perhitungan BMI atau IMT dari seseorang dengan berat badan 60 kg dan tinggi badan 150 cm adalah 26,6. Jika merujuk pada kategori CDC di atas, maka orang tersebut masuk kategori overweight.

Masyarakat juga bisa menggunakan alat ukur BMI atau IMT online yang saat ini banyak disediakan oleh berbagai instansi.

Baca juga: 5 Strategi Mindful Eating untuk Menurunkan Berat Badan

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com