Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 26/04/2024, 17:03 WIB
Ulfa Arieza

Penulis

Konsultasi Tanya Pakar Parenting

Uraikan lika-liku Anda mengasuh anak jadi lebih simpel

Kenali soal gaya asuh lebih apik lewat konsultasi Kompas.com

KOMPAS.com - Tantrum merupakan kondisi yang normal terjadi pada anak-anak. Biasanya, tantrum pada anak disertai dengan perilaku menangis, berguling di lantai, mendorong, dan berteriak. 

Tidak dipungkiri, tantrum membuat orangtua kewalahan saat mengatasinya. Lantas, kapan masa tantrum pada anak berakhir? Simak ulasannya berikut ini. 

Baca juga: Anak Sering Tantrum, Apakah Bahaya? Simak Penjelasan IDAI 

Dokter Spesialis Anak, DR. Dr. I Gusti Ayu Trisna Windiani, Sp.A(K), menjelaskan, tantrum merupakan suatu ledakan perilaku yang mencerminkan respons disregulasi terhadap rasa frustasi anak.

“Jadi, anak tidak mampu meregulasi rasa frustasi yang ia alami,” jelas Trisna dalam Seminar bertajuk ‘Tantrum: Bagaimana Mencegah dan Mengatasinya?’ oleh Pengurus Pusat Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), dikutip Kompas.com, Jumat (26/4/204). 

Ilustrasi anak tantrum Ilustrasi anak tantrum

Trisna menyatakan bahwa tantrum merupakan kondisi normal yang terjadi pada anak. Namun, tantrum berpotensi menjadi abnormal jika berlanjut hingga remaja, sehingga perlu diwaspadai oleh orangtua. 

“Jadi, tantrum merupakan perkembangan normal sesuai dengan usia anak. Tetapi, bisa menjadi abnormal kalau berlanjut sampai anak besar atau remaja, sehingga ini perlu diatasi,” ujar Trisna yang juga merupakan anggota Unit Kerja Koordinasi Tumbuh Kembang Pediatri Sosial IDAI. 

Baca juga: 65 Persen Anak yang Main Gawai Lebih dari 20 Menit Alami Tantrum 

Kapan masa tantrum pada anak berakhir?

Trisna mengatakan, tantrum normalnya terjadi pada anak usia 18 bulan hingga empat tahun. Lebih dari usia empat tahun, orangtua perlu waspada lantaran merupakan salah satu tanda tantrum abnormal. 

“Ketika tantrum berlanjut setelah usia empat tahun, nah hati-hati, ini termasuk temper tentrum yang abnormal,” ujarnya. 

Jadi, berdasarkan keterangan Trisna tersebut, seharusnya tantrum pada anak akan berakhir jika si kecil memasuki usia empat tahun. 

 
 
 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 

A post shared by KOMPAS Lifestyle (@kompas.lifestyle)

Ilustrasi anak tantrum.Shutterstock/Ground Picture Ilustrasi anak tantrum.

Frekuensi tantrum pada anak 

Trisna menambahkan, frekuensi tantrum dapat berbeda berdasarkan jenjang usia. Seiring bertambahnya usia anak, frekuensi tantrum dapat berkurang. 

“Kalau dikalkulasi per minggu, anak di bawah setahun mungkin lebih sering tantrum. Semakin besar kejadiannya (tantrum) akan semakin menurun,” paparnya.

Berikut rinciannya seperti disampaikan Trisna. 

  • Usia dua tahun: intensitas tantrum sebesar 20 persen. Frekuensi hingga sembilan kali dalam seminggu
  • Usia tiga tahun: intensitas tantrum sebesar 18 persen. Frekuensi hingga enam kali dalam seminggu
  • Usia empat tahun: intensitas tantrum sebesar 10 persen. Frekuensi hingga lima kali dalam seminggu.

Baca juga: CoComelon Bikin Anak Terlambat Bicara dan Tantrum? Cek Faktanya

Trisna menuturkan, tantrum normal terjadi kurang dari lima kali per hari. 

“Sedangkan, kondisi tantrum abnormal bisa berlangsung lebih dari lima kali per hari,” ujarnya. 

Sementara dari sisi durasi, perilaku tantrum normal tidak lebih dari 15 menit. Orangtua perlu waspada jika anak tantrum lebih dari 15 menit. Sebab, ada kemungkinan terjadi kondisi tantrum abnormal. 

Baca juga: Ketahui, 5 Tanda Tantrum pada Anak yang Perlu Diwaspadai

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com