Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dokter Gizi Imbau Program Makan Bergizi Gratis Perketat 6 Prinsip HACCP demi Kesehatan Anak

Kompas.com, 13 Januari 2025, 11:15 WIB
Devi Pattricia,
Bestari Kumala Dewi

Tim Redaksi

Konsultasi Tanya Pakar Parenting

Uraikan lika-liku Anda mengasuh anak jadi lebih simpel

Kenali soal gaya asuh lebih apik lewat konsultasi Kompas.com

KOMPAS.com - Program Makan Bergizi Gratis (MBG) dianggap menjadi solusi untuk memenuhi kebutuhan gizi anak-anak Indonesia menuju Generasi Indonesia Emas di tahun 2045 mendatang.

Namun, menu MBG di beberapa kota mendapatkan berbagai keluhan dari para siswa, mulai dari sayuran yang basi hingga lauk yang keras. 

Dokter dan Ahli Gizi Masyarakat DR. dr. Tan Shot Yen, M.hum mengingatkan, pengelolaan makanan yang tidak sesuai standar keamanan, bisa berdampak buruk pada kesehatan anak. 

Baca juga: Curhatan Siswa SD Jakarta, Sayur Bayam Asam dan Berharap Susu di Menu Makan Bergizi Gratis

Ia mengimbau ,agar program ini terus memperketat penerapan prinsip keamanan pangan, seperti Hazard Analysis Critical Control Points (HACCP), agar tidak ada lagi keluhan kualitas makanan yang buruk.

“Metode HACCP ini mengatur pengelolaan makanan harus sesuai standar keamanan dan higienitasnya mulai dari bahan makanan di pilih hingga sampai ke konsumen,” ujar dr. Tan, Sabtu (11/1/2025).

Lantas, apa saja yang poin penting penerapan HACCP tersebut?

1. Seleksi Bahan Pangan Saat Dibeli

Keamanan pangan harus dipastikan mulai dari pemilihan bahan dasar makanan yang tepat. 

Ia menambahkan, ada syarat-syarat tertentu yang harus diperhatikan saat membeli bahan makanan seperti ikan, daging, sayuran, dan bumbu dapur. 

Hal ini harus diperhatikan, agar makanan yang dikonsumsi anak terjamin kesegaran bahan dan keamanannya.

“Suatu titik penting di mana ketika bahan mentah itu tidak boleh yang sudah busuk ya. Bahan mentah tidak boleh yang sudah jamuran,” katanya.

2. Penyimpanan Bahan Makanan yang Tepat

Penyimpanan bahan makanan menjadi langkah krusial lainnya. Terlebih, Indonesia sebagai negara beriklim lembab, memiliki risiko tinggi terhadap bahan makanan yang mudah bulukan atau membusuk.

Jangan sampai makanan yang diterima anak-anak, berasal dari bahan baku masakan yang sudah tidak segar karena kesalahan penyimpanan.

Baca juga: Keluhan Makanan Basi di Menu Makan Bergizi Gratis, Apa Dampaknya Jika Dikonsumsi Anak?

“Bukan cuma beras, bahan makanan lain seperti daging dan bumbu dapur lainnya harus benar-benar tepat suhu dan cara penyimpanannya,” tegas dia.

3. Kebersihan Makanan Saat Dimasak

Standar kebersihan saat memasak menjadi hal wajib dalam penerapan HACCP. Tak hanya kebersihan bahan baku yang digunakan, tetapi juga kebersihan fasilitas masaknya. 

“Ketika bahan-bahan diracik, ada standarnya, misalnya tentang kebersihan tempat masaknya, peralatan makan yang dipakai,” jelas dr. Tan.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau