Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

5 Dampak Sikap Semena-mena Atasan terhadap Kesehatan Mental Pekerja

Kompas.com, 22 Januari 2025, 21:56 WIB
Lintang Pramatyanti,
Bestari Kumala Dewi

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Belum lama ini, para pegawai di lingkungan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikti) menggelar aksi demo, menuntut keadilan atas perlakuan tidak adil dari atasan mereka.

Kondisi seperti ini tentu tidak hanya terjadi di instansi pemerintah, penyalahgunaan wewenang atau sikap semena-mena atasan di tempat kerja masih menjadi isu yang kerap terjadi di berbagai institusi.

Menurut Meity Arianty, psikolog sekaligus dosen di Universitas Gunadarma, perlakuan tidak adil dari atasan dapat menurunkan produktivitas dan memengaruhi kesehatan mental pekerja.

Baca juga: Demo ASN Dikti, Ini 4 Cara Hadapi Atasan Otoriter di Tempat Kerja

“Pemimpin yang tidak menghargai karyawan dapat membuat karyawan merasa tidak dihargai,” ujar Meity saat dihubungi oleh Kompas.com pada Selasa (21/5/2025).

Berikut adalah lima dampak sikap atasan yang semena-mena, terhadap kesehatan mental pekerja.

1. Menurunkan Motivasi Kerja

Pemimpin yang tidak menghargai karyawannya, baik melalui kritik yang tidak membangun maupun sikap semena-mena, menyebabkan pekerja kehilangan semangat untuk bekerja.

“(Pemimpin yang tidak menghargai karyawan) Menurunkan motivasi dan moral kerja dan pada akhirnya juga tidak menghargai atasannya sebab cenderung takut,” jelas Meity.

Motivasi kerja yang menurun dapat memengaruhi kinerja karyawan secara keseluruhan. Lebih parahnya lagi, pekerja akan mengalami kelelahan mental.

2. Menurunkan Kesejahteraan Pekerja

Selain itu, situasi ini dapat menciptakan rasa tidak aman di tempat kerja. Pekerja yang merasa tidak dihargai, cenderung ragu untuk mengambil inisiatif.

Selain itu, kesejahteraan mereka ikut menurun, karena tekanan yang terus-menerus dari atasan yang semena-mena

“Atasan otoriter dan tidak terbuka terhadap masukan dari karyawan dapat menciptakan lingkungan kerja yang penuh tekanan dan ketakutan, Ini dapat menghambat kreativitas dan inisiatif karyawan,” jelas Meity.

Baca juga: Atasan yang Sering Komplain Bikin Lingkungan Kerja Jadi Toksik

Meity juga menambahkan, lingkungan kerja semestinya memberikan kenyamanan bagi pekerja, sehingga mereka dapat bekerja dengan maksimal tanpa merasa tertekan.

“Lingkungan kerja seharusnya menjadi rumah kedua bagi karyawan untuk melakukan kegiatan pekerjaan, sehingga suasana aman dan nyaman sangat dibutuhkan,” tambahnya.

3. Menyebabkan Depresi

Perlakuan atasan yang tidak berkenan kepada bawahannya dapat berdampak buruk pada kesehatan mental pekerja.

Perlakuan yang tidak adil dan minimnya apresiasi membuat mereka merasa stres dan depresi.

“Beberapa dampak perlakukan kasar atasan kepada bawahannya juga dapat berdampak pada kesehatan mental karyawannya, antara lain karyawan merasa malu dan jadi tidak percaya diri, stres, cemas, takut, depresi,” papar Meity.

Menurut Meity, pekerja yang diperlakukan tidak adil oleh atasan yang bersikap semena-mena, juga dapat mengalami trauma jangka panjang yang memengaruhi kemampuan mereka untuk bekerja.

“Bahkan, ada yang trauma, akibatnya karyawan tidak dapat bekerja secara maksimal dan jadi tidak produktif,” tambah Meity.

Baca juga: 8 Tanda Atasan Kita adalah Pelaku Bullying

4. Menutup Diri

Rupanya, selain menyebabkan stres dan depresi, pekerja yang berada di lingkungan kerja yang tidak aman dapat menarik diri dari pergaulan.

Meity menjelaskan, hal tersebut disebabkan oleh rasa tidak percaya diri yang timbul akibat perlakuan atasan yang merendahkan atau tidak memberikan apresiasi yang layak.

“Biasanya jadi mudah tersinggung, menarik diri dari pergaulan, kehilangan kepercayaan diri,” ujarnya.

Oleh karena itu, penting bagi perusahaan untuk menciptakan budaya kerja yang suportif.

Selain itu, rekan kerja juga sebaiknya memberikan dukungan emosional, agar korban tidak merasa sendirian.

5. Gangguan Psikosomatis

Penyalahgunaan wewenang atau sikap semena-mena atasan juga dapat menyebabkan pekerja mengalami gangguan psikosomatis.

Baca juga: Waspadai, Ciri-ciri Atasan Toksik di Kantor

Gangguan ini dapat memengaruhi kesehatan fisik, seperti sakit kepala, gangguan pencernaan, atau nyeri otot.

“Sakit kepala, ketegangan otot, hingga tekanan darah tinggi,” imbuh Meity.

Perusahan sebaiknya mengenali tanda-tanda tersebut dan memberikan perhatian lebih kepada kesejahteraan karyawan.

Selain memengaruhi kesehatan mental pekerja, atasan yang bersikap semena-mena juga mengganggu kinerja tim dan produktivitas perusahaan.

Oleh karena itu, perusahaan perlu mengatasi masalah ini, demi menciptakan lingkungan kerja yang sehat dan mendukung.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya
Rita Berhasil Turunkan Berat Badan Tanpa Olahraga Berat, Dimulai dari Mengubah Pola Makan
Rita Berhasil Turunkan Berat Badan Tanpa Olahraga Berat, Dimulai dari Mengubah Pola Makan
Wellness
Bisakah Obat Kumur dan Benang Floss Menggantikan Pasta Gigi?
Bisakah Obat Kumur dan Benang Floss Menggantikan Pasta Gigi?
Wellness
Ice Facial Viral di Media Sosial, Ini Manfaat dan Cara Aman Melakukannya
Ice Facial Viral di Media Sosial, Ini Manfaat dan Cara Aman Melakukannya
Wellness
Perhatikan 3 Hal Ini Saat Membeli Perhiasaan Emas, Jangan Sampai Rugi
Perhatikan 3 Hal Ini Saat Membeli Perhiasaan Emas, Jangan Sampai Rugi
Fashion
Mengapa Anak di Bawah 16 Tahun Dinilai Belum Siap Bermedia Sosial?
Mengapa Anak di Bawah 16 Tahun Dinilai Belum Siap Bermedia Sosial?
Parenting
6 Zodiak yang Bisa Menikmati Waktu Sendiri Tanpa Kesepian, Ada Aquarius
6 Zodiak yang Bisa Menikmati Waktu Sendiri Tanpa Kesepian, Ada Aquarius
Wellness
4 Zodiak Dikenal Paling Penyayang pada Hewan Peliharaan, Siapa Saja?
4 Zodiak Dikenal Paling Penyayang pada Hewan Peliharaan, Siapa Saja?
Wellness
Tips Mix and Match Kebaya Encim, Warna Kontras Bikin Lebih Hidup
Tips Mix and Match Kebaya Encim, Warna Kontras Bikin Lebih Hidup
Fashion
Luna Maya Pilih Olahraga Pagi demi Kebugaran dan Kesehatan Mental
Luna Maya Pilih Olahraga Pagi demi Kebugaran dan Kesehatan Mental
Wellness
Menjajal Facial Brightening untuk Wajah Tampak Cerah dan Segar
Menjajal Facial Brightening untuk Wajah Tampak Cerah dan Segar
Beauty & Grooming
Prediksi Shio Kuda Api 2026, Disebut Penuh Peluang Besar
Prediksi Shio Kuda Api 2026, Disebut Penuh Peluang Besar
Wellness
Kebutuhan Psikologis Anak 5-12 Tahun, dari Bermain hingga Rasa Aman
Kebutuhan Psikologis Anak 5-12 Tahun, dari Bermain hingga Rasa Aman
Parenting
Rasa Bersalah Ibu pada Anak, Kapan Masih Wajar dan Kapan Perlu Diwaspadai?
Rasa Bersalah Ibu pada Anak, Kapan Masih Wajar dan Kapan Perlu Diwaspadai?
Parenting
Cinta Laura Ajak Konsisten Hidup Sehat, Mulai dari Langkah Kecil
Cinta Laura Ajak Konsisten Hidup Sehat, Mulai dari Langkah Kecil
Wellness
Perjalanan Cinta Tiffany Young dan Byun Yo Han, Sudah Ada Rencana Menikah
Perjalanan Cinta Tiffany Young dan Byun Yo Han, Sudah Ada Rencana Menikah
Wellness
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau