Penulis
KOMPAS.com - Menjaga kesehatan bukan sekadar soal pencapaian pribadi atau menjaga diri sendiri saja.
Lebih dari itu, kesehatan diri mencerminkan bentuk cinta dan tanggung jawab emosional terhadap orang-orang terdekat.
Psikolog Klinis Yustinus Joko Dwi Nugroho, M.Psi., mengatakan bahwa kesadaran menjaga kesehatan seharusnya tidak berhenti pada kepentingan individu, tetapi juga meluas ke dampaknya bagi lingkungan sosial.
“Kesadaran ini tumbuh saat seseorang lihat bahwa kesehatan itu bukan masalah pribadi lagi, tetapi ini adalah masalah sosial dan emosional,” ujar Psikolog Joko kepada Kompas.com, Rabu (6/8/2025).
Baca juga: 5 Outfit Sheila Dara di Film Sore, Tetap Keren Pakai Baju Cowok
Ia menambahkan bahwa dalam kehidupan nyata, seseorang tidak pernah hidup sendiri.
"Kita tidak hidup sendiri. Kesehatan kita memengaruhi pasangan, anak, orangtua, dan lingkungan," ujar Psikolog Joko.
Ia memberi contoh, ketika seseorang jatuh sakit, yang terdampak bukan hanya diri sendiri, tapi juga pasangan, anak, hingga orang tua.
Baca juga: Belajar dari Film SORE, Psikolog Ungkap Alasan Seseorang Ingin Mengubah Pasangan
Pesan ini juga tergambar kuat dalam film SORE: Istri dari Masa Depan yang kini masih tayang di bioskop.
Film tersebut mengisahkan seorang perempuan dari masa depan yang datang kembali ke masa lalu untuk memperingatkan suaminya agar mulai menjaga kesehatan.
Sebab, gaya hidup masa kini yang dianggap sepele ternyata membawa konsekuensi besar bagi masa depan mereka berdua.
Menurut Psikolog Joko, film ini merefleksikan kenyataan bahwa cinta sejati tidak cukup hanya hadir secara emosional, tetapi juga secara fisik, dengan menjaga diri agar tetap sehat dan mampu menemani orang tercinta lebih lama.
“Contoh sederhana, saya berusaha rutin lari dan makan sehat bukan hanya karena saya suka, tapi karena saya ingin tetap bisa beraktivitas dan tidak merepotkan keluarga jika sakit," ungkap Psikolog Joko.
Film Sore Istri dari Masa Depan.Meskipun ungkapan cinta sering dikaitkan dengan kata-kata atau hadiah, Psikolog Joko mengingatkan bahwa perhatian terhadap kesehatan diri juga merupakan bentuk kasih sayang yang nyata.
Mulai dari tidur cukup, menjaga pola makan, hingga menghindari kebiasaan merokok atau konsumsi berlebihan, semuanya bisa jadi wujud cinta yang sangat berdampak.
“Orang yang merasa dirinya berarti bagi orang lain, biasanya lebih termotivasi untuk menjaga diri, karena ia tidak ingin membuat orang lain susah," jelas Psikolog Joko.
Psikolog Joko juga mengingatkan bahwa perubahan gaya hidup sebaiknya tidak dilakukan karena tekanan pasangan atau orang lain.
Perubahan yang datang dari luar cenderung tidak bertahan lama.
Sebaliknya, jika didorong oleh kesadaran dan cinta terhadap orang terdekat, motivasi itu akan lebih kuat dan berkelanjutan.
“Kalau perubahan hanya didorong oleh tuntutan pasangan, biasanya tidak bertahan lama. Yang efektif adalah ketika perubahan itu datang dari dalam diri, dengan motivasi untuk tetap ada bagi mereka yang dicintai,” ungkapnya.
Baca juga: Belajar dari Film SORE, Psikolog Ungkap Cinta yang Sehat Saling Tumbuh Bukan Memaksa
Kisah dalam SORE mengajak kita untuk tidak menunggu momen buruk baru sadar akan pentingnya menjaga tubuh.
Menjaga kesehatan adalah bentuk cinta yang tidak egois, karena kita sadar, ada orang lain yang ikut terdampak jika kita lalai merawat diri.
Cinta yang sehat bukan hanya tentang “aku dan kamu sekarang,” tapi juga “kita di masa depan.”
Maka, menjaga diri hari ini adalah bentuk upaya untuk terus hadir bagi orang-orang yang kita cintai esok hari.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang