Penulis
KOMPAS.com – Tidak banyak lansia yang berani memasuki ruang gym, apalagi memulai latihan beban.
Bagi banyak orang tua, alat-alat gym terlihat menakutkan, berat, dan terasa bukan untuk usia mereka.
Namun bagi Irsanin Kurniati, fitness influencer di Yogyakarta, keberanian lansia untuk memulai meski hanya dari beban ringan, seringkali jauh lebih berarti dibanding pencapaian fisik apa pun.
"Menerima kalau setiap orang punya titik mulai, ritme, dan keberaniannya sendiri. Dulu aku pikir lebih banyak ajakan berarti lebih cepat bergerak. Ternyata, seringkali yang dibutuhkan bukan dorongan, melainkan rasa aman, ruang, dan pendampingan tanpa tekanan," ujar Irsani saat dihubungi Kompas.com, Selasa (9/12/2025).
Baca juga: 6 Latihan Beban untuk Hilangkan Lemak dan Bangun Otot Perut
Perjalanannya mendampingi seorang teman lansia berlatih beban membuka perspektif baru: bahwa kekuatan bukan hanya soal otot, tetapi juga tentang rasa aman, ruang untuk bergerak, dan kesempatan untuk kembali percaya pada tubuh yang menua.
Perjalanan Irsani berawal saat seorang teman lansia yang mengenalnya sebagai sesama murid yoga meminta ditemani berlatih beban di gym.
Permintaan itu sederhana, tetapi membuatnya sempat ragu.
"Melatih lansia jauh lebih kompleks dibanding pemula muda. Harus hati-hati, komunikatif, dan peka terhadap respons tubuh mereka," kata Sani.
Namun semangat sang lansia membuatnya berpikir ulang.
Tidak banyak orang tua yang berani meminta bantuan, apalagi memulai sesuatu yang selama ini dianggap hanya untuk anak muda
Ia akhirnya setuju dan mereka berkomitmen untuk selalu berkomunikasi dua arah.
"Dari situ saya berpikir: sayang sekali kalau semangat sebesar itu dibiarkan lewat begitu saja hanya karena aku takut memulai," ungkap fitness influencer yang aktif di Instagram @irsani ini.
Setiap sesi dimulai dengan mengevaluasi rasa di tubuh, menyesuaikan beban, dan memastikan progresnya aman. Tanpa paksaan. Tanpa target berlebihan. Hanya ruang aman untuk mencoba kembali sesuatu yang dulu terasa mustahil.
Perlahan, perubahan mulai terlihat. Teman lansianya mulai berani masuk gym tanpa rasa malu hingga mampu mengoperasikan mesin latihan.
Yang paling membuat Sani terharu adalah ketika sang lansia mengaku bahwa nyeri sendinya mulai berkurang.