Penulis
KOMPAS.com - Mengatasi hiperpigmentasi bukanlah proses instan, terutama bila disebabkan oleh paparan sinar ultraviolet yang menumpuk selama bertahun-tahun. Fleknya sering membandel, perawatannya perlu konsistensi, dan hasilnya tidak selalu cepat terlihat.
Karena itulah banyak orang menjadi tidak sabar lalu tergoda membeli krim pemutih instan yang beredar bebas di toko online.
"Hiperpigmentasi memerlukan pengobatan yang lama atau panjang. Sedangkan pasien banyak yang tidak sabar, pengen cepat-cepat, akhirnya larinya ke online," tutur dr.Sri Ellyani Sp.DVE dalam acara Isispharma High Tea Gathering beberapa waktu lalu.
Ia mengingatkan agar konsumen lebih berhati-hati membeli krim pemutih yang dijual online, sebab sebagian di antaranya mengandung bahan berbahaya yang justru dapat merusak kulit.
Baca juga: Daftar 23 Kosmetik dan Skincare Berbahaya yang Dilarang BPOM, Ada Face Palette
"Dampaknya skin barrier rusak, sehingga mudah iritasi. Masih ditambah lagi dengan terpapar matahari, apalagi kadang lupa menggunakan sunscreen, akhirnya hiperpigmentasi bertambah atau justru muncul kembali. Yang disalahkan siapa? Dokternya, katanya ngobatinnya tidak bisa," tutur dr.Sri.
Ditambahkan oleh dr.Idrianti Idrus Sp.DVE, krim pemutih abal-abal memang lebih disukai masyarakat karena bisa memberikan hasil instan.
"Itu kenapa bisa langsung putih, karena terjadi over eksfoliasi, pigmennya itu dikasih turun sehingga tidak terjadi hiperpigmentasi, kemudian kelenjar minyak juga bekerja terlalu keras," papar dr.Idrianti di acara yang sama.
Baca juga: 11 Cara Memperbaiki Skin Barrier yang Rusak Menurut Ahli
Isispharma bersama Regenesis Indonesia mengadakan acara talkshow bertema ?Why Science Matters: Choosing Dermatocosmetics with Proven Clinical Results di Tangerang Selatan (5/12/2025).
Dalam jangka pendek, pemakaian krim pemutih abal-abal, baik yang mengandung hirokuinon atau merkuri, itu akan menyebabkan kulit iritasi, dan merah karena terjadi over eksfoliasi.
"Kemudian kulit nampak putih tapi pembuluh darahnya terlihat sehingga akan memicu timbulnya jerawat berulang. Dan ketika dia setop, fleknya makin parah. kalau kita bilang itu okronosis," jelasnya.
Baca juga: Cara Mengatasi Bekas Jerawat Setelah Dipencet agar Tak Jadi Flek Hitam
Okronosis adalah kondisi penumpukan pigmen berwarna cokelat kehitaman atau kebiruan di jaringan tubuh, bisa karena faktor genetik atau paparan zat tertentu dalam krim pemutih.
Kondisi tersebut sangat berbahaya. Menurut dr.Idriyanti, dalam jangka panjang bisa menyebabkan gangguan ginjal, bahkan pada ibu hamil dapat memicu cacat janin.
"Ini karena sudah diserap dalam aliran darah," ujarnya.
Penting untuk diingat, tidak ada jalan pintas untuk memudarkan flek hitam. Terlebih lagi, penyebab hiperpigmentasi ada berbagai faktor.
Dijelaskan oleh dr.Sri, pasien dengan keluhan hiperpigmentasi mayoritas disebabkan karena paparan sinar matahari.
Baca juga: Jangan Salah, Ketahui Beda Flek Hitam akibat Penuaan dan Melanoma
"Di mana paparan ini tidak hanya sekali, tapi sudah berlangsung lama dan akhirnya menjadi hiperpigmentasi. Ditambah lagi kalau masyarakat Indonesia banyak yang beraktivitas di luar ruang," katanya.
Selain paparan sinar matahari, munculnya flek hitam juga bisa disebabkan karena inflmasi, seperti bekas jerawat, akibat iritasi, salah tindakan dalam perawatan kulit, atau pun faktor hormonal yang memang meningkatkan produksi melanin.
Dokter Sri mengingatkan pentingnya memilih produk dengan bahan aktif yang bekerja pada berbagai lapisan kulit serta peran produk yang memiliki bukti klinis yang aman dan bermanfaat dalam jangka panjang atau disebut dengan dermatocosmetics.
Baca juga: 6 Cara Mengatasi Flek Hitam di Wajah Kulit Sawo Matang
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang