Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 07/10/2017, 12:00 WIB
Kahfi Dirga Cahya

Penulis

Sumber Fatherly

KOMPAS.com - Meski sebagai orangtua Anda selalu mengajarkan pada anak untuk bertutur sopan tapi Anda sering mengumpat saat sedang kesal, maka anak juga akan meniru perilaku Anda.

Ketika tiba-tiba mobil Anda disenggol kendaraan lain atau berulang kali pekerjaan Anda diganggu oleh telemarketing kartu kredit, Anda mungkin akan kesal dan mengumpat. Tanpa sadar, ternyata ada si kecil yang menyimak kata-kata "baru" yang sebenarnya adalah umpatan.

Anak yang sedang belajar bicara senang dengan kata-kata umpatan, karena ia mendengar orang dewasa di sekitarnya mengucapkan kata itu dengan penekanan seiring dengan emosi yang menyertai.

"Anak biasanya mengembangkan kata-kata pertama mereka pada usia satu tahun dan mulai menggabungkan kata-kata di usia 18 bulan atau lebih awal," kata Toby Stephan dari Hanen Center, sebuah organisasi internasional yang ditujukan untuk mempromosikan kemampuan bahasa, keaksaraan, dan sosial.

"Mereka akan memilih kata-kata yang paling sering mereka dengar dan kata-kata yang diucapkan dengan gelora paling besar. Jadi, jika tidak ingin anak-anak Anda menggunakan kata-kata umpatan, berhenti memaki sebelum anak berusia satu tahun."

Anak-anak belajar kata-kata umpatan dengan cara yang sama seperti mereka mempelajari kata-kata lain: Mereka mengamati, mendengarkan, dan menyatukan suara. Mereka menggunakan isyarat non-verbal dan petunjuk konteks untuk mengetahui makna.

Hal itu sangat mudah dalam kasus kata-kata umpatan karena sering kali berfungsi sebagai ucapan emosional dan tidak memiliki terjemahan literal. Jika sering diulang, seorang anak akan mengetahui emosi yang terkait dan mulai mencoba. Perlu dicatat, kebiasaan akan berkembang dengan cepat.

"Mengubah perilaku bukanlah hal yang mudah dilakukan," kata Stephan. "Jika tujuan sebagai orang tua adalah 'Saya tidak ingin anak saya mengucapkan kata-kata umpatan', maka mulailah berhenti berkata kasar saat mereka dilahirkan. Jika tidak, butuh waktu untuk menghentikan diri Anda sendiri."

Beberapa orang tua tidak berhenti melontarkan kata kasar ketika sedang emosi hingga anak-anaknya mulai membentuk kata-kata.Tapi bukan berarti itu terlambat. Jika si kecil sudah mulai mempelajari kata-kata umpatan dan mengulanginya, maka langkah terbaik adalah membiarkan.

Misalnya seorang anak yang mulai berkata kasar, pertama kali akan terdengar lucu, tapi respon menertawakan adalah salah. Anak yang baru berkembang masih merespon dengan baik perubahan vokal, reaksi nonverbal, dan pujian. Tawa besar dan senyum dari orang dewasa dapat dianggap pembenaran. Mereka akan mengulangi apa pun perilaku yang memicu respon tersebut.

"Yang cukup sering terjadi adalah ketika seorang anak mengeluarkan kata-kata umpatan, orang tua mengatakan 'ooooh!' Dan mulai tertawa histeris dan semacamnya karena anak itu mengeluarkan kata-kata umpatan," jelas Stephan.

"Itu akan membuat mereka ingin melakukannya lebih banyak. Mereka menyukai perhatian yang mereka dapatkan dari orang tua mereka. Jadi jika anak itu mengeluarkan kata-kata umpatan, jangan bereaksi terhadapnya--sulit untuk tidak melakukannya, tapi jangan," sarannya.

Sebaliknya beri reaksi positif ketika si kecil mengatakan sesuatu yang Anda ingin mereka katakan, misalnya berkata "tolong", "maaf" atau kata-kata manis lainnya. Anda bisa lebih terlibat pada kegiatan yang saat itu sedang dilakukan anak.

Memarahi atau menampilkan frustrasi kepada anak yang sudah terlanjur senang mengeluarkan umpatan tidak akan membantu mempercepat prosesnya. Hal ini dapat membingungkan anak-anak, dan masih dianggapnya sebagai sebuah perhatian.

"Seperti pendekatan perilaku lainnya, Anda menghargai mereka atas hal-hal yang Anda sukai dan mengabaikan hal-hal yang ingin Anda hilangkan. Biasanya mereka sangat menyukai perhatian positif, jadi mereka akan melakukan hal-hal yang menurut mereka mendapat perhatian."

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com