Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tak Disangka! Orang yang Sering Melamun Ternyata Lebih Cerdas

Kompas.com, 30 Oktober 2017, 21:17 WIB
Ariska Puspita Anggraini

Penulis

Sumber nypost.com

KOMPAS.com - Anda pasti pernah berada dalam situasi dimana tubuh Anda duduk di depan meja kerja, tapi pikiran berkeliaran sehingga konsentrasi terhadap pekerjaan terganggu?

Ini memang kenyataan yang sering kita alami dan kurangnya konsentrasi adalah hantu paling menakutkan saat kita memiliki pekerjaan serius yang harus dilakukan.

Tapi, melamun tidak sepenuhnya buruk. Menurut studi terbaru dari The Georgia Institute of Technologi, pikiran yang sering berkelana secara teratur merupakan tanda bahwa otak sedang bosan untuk melakukan hal-hal yang teratur.

"Orang dengan otak yang efisien mungkin memiliki terlalu banyak kapasitas otak sehingga pikiran mengembara kemana-mana," papar Eric Schumer, seorang Profesor dari Georgia Institute of Technologi yang menjadi salah satu tim dalam riset tersebut.

Baca juga : Studi : Aktivitas Seksual di Usia Tua Bikin Otak Tambah Cerdas

Penelitian dilakukan dengan bantuan lebih dari 100 peserta yang semuanya diminta untuk melakukan test MRI (Magnetik Resonance Imaging).

Saat test dilakukan, tim peneliti meminta setiap individu untuk memusatkan perhatian mereka pada satu hal yang membosankan. Tak pelak lagi, pikiran mereka pun mulai mengembara dan bahkan saat mata mereka terkunci pada satu tempat, pikiran mereka bebas berkelana.

Data menunjukan pola saat pembacaan ritme aktivitas otak dilakukan pada tiap peserta. Pola otak yang terjadi saat mereka yang sedang melamun juga terkait dengan jenis aktivitas otak lainnya.

Baca juga : 3 Cara Bangkitkan Pikiran Positif

Para ilmuwan kemudian melakukan tes untuk menentukan kecerdasan dan kreativitas pada masing-masing orang. Mereka juga diminta mengisi survei yang merinci seberapa sering mereka menemukan diri mereka melamun.

Hasilnya, terdapat korelasi yang kuat antara mereka yang melamun dan kemampuan intelektual yang lebih tinggi, hal ini juga mengacu pada hubungan orang-orang yang berpikiran kuat dan kebiasaan melamun.

Para periset mungkin membuat lompatan terlalu jauh, tapi mereka percaya hal ini karena individu yang lebih cerdas memiliki otak yang lebih efisien, dan menyisakan lebih banyak energi bagi otak untuk berpikir acak.

"Orang cenderung mangangap bahwa pikiran yang berkelana adalah hal buruk. Anda mencoba fokus pada satu hal tetapi gagal," kata Schumacher.

Schumacher juga mengatakan bahwa data peneltian yang diperoleh timnya bersifat konsisten, meskipun tidak selalu benar karena beberapa orang yang jarang melamun dalam penelitian ini juga ditemukan memiliki otak yang lebih efisien.

Jadi, jika suatu hari Anda tertangkap basah oleh atasan sedang hanyut dalam dunia imajinasi, katakan padanya bahwa itu adalah pertanda Anda adalah manusia cerdas.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Sering Disepelekan, Mengapa Kesehatan Tulang Perlu Dijaga?
Sering Disepelekan, Mengapa Kesehatan Tulang Perlu Dijaga?
Wellness
4 Cara Sederhana Menjaga Kesehatan Tulang Menurut Dokter Ortopedi
4 Cara Sederhana Menjaga Kesehatan Tulang Menurut Dokter Ortopedi
Wellness
Ketahui, Dampak Karang Gigi Jika Diabaikan
Ketahui, Dampak Karang Gigi Jika Diabaikan
Wellness
Tak Ambisi Kurus, Rosa Sukses Turun Berat Badan dengan Gaya Hidup Sehat
Tak Ambisi Kurus, Rosa Sukses Turun Berat Badan dengan Gaya Hidup Sehat
Wellness
Bukan Jarang Bertengkar, Ini Satu Tanda Hubungan Sehat yang Sering Terlewat Menurut Psikolog
Bukan Jarang Bertengkar, Ini Satu Tanda Hubungan Sehat yang Sering Terlewat Menurut Psikolog
Relationship
Lebih Ringan dan Responsif, Puma Andalkan Teknologi Nitrofoam untuk Sepatu Lari
Lebih Ringan dan Responsif, Puma Andalkan Teknologi Nitrofoam untuk Sepatu Lari
Wellness
Mengenal Hydroxyapatite, Kandungan Pasta Gigi yang Bisa Memperkuat Enamel
Mengenal Hydroxyapatite, Kandungan Pasta Gigi yang Bisa Memperkuat Enamel
Wellness
Michael Kors Hadirkan Nuansa Liburan Musim Dingin yang Glamour
Michael Kors Hadirkan Nuansa Liburan Musim Dingin yang Glamour
Fashion
Tips Memilih Pasta Gigi yang Aman, Termasuk Pilih yang Bisa Mencegah Plak
Tips Memilih Pasta Gigi yang Aman, Termasuk Pilih yang Bisa Mencegah Plak
Wellness
Rita Berhasil Turunkan Berat Badan Tanpa Olahraga Berat, Dimulai dari Mengubah Pola Makan
Rita Berhasil Turunkan Berat Badan Tanpa Olahraga Berat, Dimulai dari Mengubah Pola Makan
Wellness
Bisakah Obat Kumur dan Benang Floss Menggantikan Pasta Gigi?
Bisakah Obat Kumur dan Benang Floss Menggantikan Pasta Gigi?
Wellness
Ice Facial Viral di Media Sosial, Ini Manfaat dan Cara Aman Melakukannya
Ice Facial Viral di Media Sosial, Ini Manfaat dan Cara Aman Melakukannya
Wellness
Perhatikan 3 Hal Ini Saat Membeli Perhiasaan Emas, Jangan Sampai Rugi
Perhatikan 3 Hal Ini Saat Membeli Perhiasaan Emas, Jangan Sampai Rugi
Fashion
Mengapa Anak di Bawah 16 Tahun Dinilai Belum Siap Bermedia Sosial?
Mengapa Anak di Bawah 16 Tahun Dinilai Belum Siap Bermedia Sosial?
Parenting
6 Zodiak yang Bisa Menikmati Waktu Sendiri Tanpa Kesepian, Ada Aquarius
6 Zodiak yang Bisa Menikmati Waktu Sendiri Tanpa Kesepian, Ada Aquarius
Wellness
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau