Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 28/11/2017, 09:01 WIB
Ariska Puspita Anggraini

Penulis

Sumber Fatherly

KOMPAS.com - Manusia memang seringkali mudah terganggu fokus pikirannya. Hal-hal menarik yang dilihatnya, baik itu wanita cantik, pria tampan, atau kue lezat akan mampu membuat mata seseorang "jelalatan".

Terkadang bahkan kita lupa melepaskan pandangan sampai orang yang dilihat menyadari bahwa kita memperhatikannya.

Kondisi "ingin memelototi" ini biasanya terkait dengan hal-hal yang disukai dan dianggap berharga, seperti seks, makanan, barang-barang berharga dan lainnya.

Tuduhan "mata jelalatan" kerap diasosiakan pada pria, karena memang gangguan fokus ini lebih sering dialami pria. Namun para pria sendiri tidak tahu apakah ini refleks atau sudah menjadi kebiasaan.

Pertanyaannya adalah, seberapa normal keinginan melihat itu? Di antara melirik, memandang, dan mengamati, sejauh mana itu dianggap berlebihan?

Saat seseorang yang menarik lewat di depan kita, lalu kita meliriknya, siapakah yang bisa menentukan bahwa kita memandangnya terlalu lama atau?

Sebelum mencoba menemukan jawaban ringkas yang diterima secara umum atas pertanyaan itu, fakta menunjukkan bahwa wanita membutuhkan waktu hanya 150 milidetik (tak sampai sedetik) untuk sadar bahwa seorang pria memandangnya.

Namun, bila secara naluri manusia memang tergerak oleh sesuatu yang menggairahkan, apakah menatap sekilas adalah hal yang tidak normal? Dalam hal ini yang berbicara kemudian nilai-nilai dan tata krama yang dianut dalam masyarakat.

Yang pasti godaan melirik adalah sesuatu yang tak terhindarkan, dan bahwa orang yang dilirik akan menyadarinya juga merupakan fakta.

Meskipun hal itu kerap dianggap penyimpangan, mengelak dengan dalih "saya tidak melihat" adalah sesuatu yang konyol dan tidak jujur. Lebih baik mengakuinya dengan asumsi bahwa itu adalah hal normal yang menunjukan sisi manusiawi daripada berpura-pura menjadi orang yang tahan terhadap godaan.

IlustrasiThinkstockphotos Ilustrasi

Tes dot-probe

Sejak pertengahan 1990-an, para ilmuwan berusaha memahami bagaimana kita merespons "rangsangan yang tiba-tiba", atau dikenal sebagai gangguan yang tidak terduga.

Riset telah mengkorfirmasi berdasarkan pengalaman- ketika sesuatu atau seseorang menarik pandangan kita, seringkali hal itu tidak disengaja dan tidak kita kehendaki. Pelitian mengenai dorongan stimulus ini menunjukkan bahwa perhatian seseorang bisa teralihkan oleh rangsangan eksternal tertentu.

Para ilmuwan menunjukkan hal ini dengan tes dot-probe atau sebuah tes yang digunakan psikolog kognitif untuk menilai perhatian selektif.

Peserta duduk di depan layar komputer dan menatap tanda silang di tengah layar kosong. Dua rangsangan kemudian muncul di sekitar tanda silang, satu bersifat netral dan satu "mengganggu".

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com