Membangun Jaringan Bisnis Lewat "Flexible Office"

JAKARTA, KOMPAS.com - Kamu tentu juga merasakan kalau kultur ngantor kini mengalami perubahan. Dari berkantor secara konvensional, menyewa atau memiliki suatu gedung atau lantai, hingga co-working space, ruang kerja dengan konsep berbagi.

Perubahan ini tak lepas dari perkembangan zaman dan teknologi. 

Regus, salah satu penyedia ruang untuk flexible working, memprediksi tren ini akan terus berkembang seiring teknologi yang berubah dengan cepat.

Tapi, apa sih benefit dari mereka yang bekerja secara fleksibel, tanpa harus ngantor?

Country Head Regus Malaysia, Vijaykumar Tangarasan mengungkapkan, kini orang ingin bekerja kapan pun dan di mana pun.

Oleh karena itu, ruang kerja yang dekat dengan rumah, nyaman dan berada di pusat bisnis merupakan hal-hal yang biasanya menjadi pilihan. 

“Dengan kantor yang dekat dengan transportasi umum dan pusat bisnis, maka akan lebih produktif tentunya,” ungkap Vijay saat sesi wawancara, Jakarta, Senin (29/1/2018).

Namun, yang jadi masalah adalah soal kepemilikan lahan yang sulit karena biaya besar, hingga sewa lahan dengan harga selangit. Hal itu tak lepas dari kebutuhan yang melebihi ruangan yang tersedia.

“Nah, flexible office memberikan solusi ruang kantor yang dibutuhkan. Perusahaan bisa memilih satu atau lebih ruangan sesuai kebutuhan,” ungkap Vijay.

KOMPAS.com/KAHFI DIRGA CAHYA Salah satu ruang kerja yang disewakan di Regus, Menara BCA, Jakarta.

Perbedaannya hanya pada konsep berbagi yang diusung co-working space. 

Flexible office lebih privasi, karena memiliki sekat-sekat antara ruangan. Sementara co-working space lebih menekankan pada berbagi dalam satu ruang.

Kendati demikian—konsep flexible office juga dapat membangun jaringan besar, sama seperti co-working space yang menjadi tempat membangun interaksi lewat komunitas di lingkungan kerjanya.

“Salah satu kunci kesuksesan bisnis adalah bagaimana kita membangun jaringan,” ujar Vijay.

Meskipun tersekat, klien flexible office, terutama di Regus, disebut memiliki kesempatan untuk membangun jaringan.

“Yang kami lakukan di Indonesia, misalnya salah satu klien kami ingin memasarkan produK mereka, maka kami mengirimkan ke seluruh klien kami. Langkah kami ini sebenarnya turut serta untuk membantu pemasaran dari para klien,” katanya.