Efek Samping Obat Klorokuin pada Rita Wilson dan Tom Hanks

KOMPAS.com—Aktor Tom Hanks dan sang istri Rita Wilson memang sudah dinyatakan sembuh dari Covid-19. Pasangan ini terkena virus tersebut di Australia dan menjalani perawatan sebelum akhirnya kembali ke Amerika.

Ketika menjalani perawatan, pasangan ini mendapatkan obat klorokuin. Obat yang sebenarnya untuk penyakit malaria itu ternyata memberinya efek samping.

“Efek samping yang ekstrem," kata Wilson kepada pembawa acara Gayle King pada hari Selasa (14/4/2020).

Setelah meminum klorokuin, Wilson merasa sangat mual dan mengalami vertigo serta otot-otot yang terasa melemah.

“Kita harus sangat mempertimbangkan obat ini,” katanya. "Kami tidak tahu apakah itu aman dalam kasus ini,” imbuhnya.

Meskipun ribuan pasien corona yang sakit parah sedang dirawat dengan versi yang lebih baru dari obat malaria yang disebut hydroxychloroquine. 

Baca juga: FDA Keluarkan Izin Terbatas Penggunaan Klorokuin untuk Pengobatan Covid-19 di AS

AFP/MARK RALSTON Pasangan Tom Hanks dan Rita Wilson pada penganugerahan Hollywood Walk of Fame untuk Wilson di Hollywood, California, pada 29 Maret 2019. Pada Rabu (12/3/2020), Tom Hanks dan Rita Wilson mengungkap dinyatakan mengidap virus corona.

Obat tersebut memang masih dalam taraf uji coba. Sekelompok dokter menyebutnya sebagai pengobatan Covid-19 yang paling efektif, tetapi dalam beberapa kasus tidak berhasil.

Para peneliti telah membatalkan suatu studi di Brasil terhadap obat tersebut setelah sebagian pasien mengalami komplikasi jantung yang berpotensi fatal.

Wilson dan Hanks adalah dua diantara elit Hollywood pertama yang mengumumkan bahwa mereka dinyatakan positif mengidap virus corona, dan dinyatakan pulih dan kembali ke AS.

Baca juga: Sebabkan Komplikasi Jantung, Penelitian Klorokuin di Brazil Dihentikan

Sebelumnya, Hanks, muncul lewat tayangan video di acara "Saturday Night Live" dari rumahnya bulan ini.

Wilson mengatakan, gejala virus corona yang dialaminya termasuk kelelahan, sangat pegal, tidak nyaman, serta tidak ingin disentuh.

Dia berkata bahwa dia juga menderita kehilangan indera perasa dan penciumannya, menggigil kedinginan dan demam tinggi. Namun, suaminya tidak mengalami kehilangan rasa dan bau atau demam tinggi.

Sejak pulih, keduanya telah menyumbangkan darah untuk penelitian dengan harapan antibodi mereka dapat digunakan untuk mengembangkan vaksin.